TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Bakrie & Brothers Tbk meralat laporan keuangannya.
Jumlah rugi bersih sepanjang 2008 menjadi Rp 15,9 triliun, sementara kemarin (3/4) dilaporkan Rp 16,6 triliun.
"Auditor salah menghitung kontribusi anak usaha kami," ujar Direktur Bakrie Dileep Srivastava via telepon, Sabtu (4/4).
Ralat laporan telah dimuat di media cetak hari ini, dan akan segera disampaikan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta Bursa Efek Indonesia.
Dileep menyebutkan, revisi penting terjadi pada bagian atas laba dari perusahaan asosiasi, yang ternyata mencapai Rp 1,6 triliun, bukan Rp 582 miliar yang dilaporkan sebelumnya.
Adapun rugi bersih atas penjualan penyertaan saham pada anak perusahaan dan asosiasi yang kemarin dipublikasikan sebesar Rp 17 triliun juga diralat menjadi Rp 17,3 triliun. Maka rugi bersih pun diralat menjadi Rp 15,9 triliun.
Meski telah diralat, Bakrie tetap mencatatkan kinerja keuangan yang sangat buruk, dengan rekor rugi bersih yang tak tersaingi emiten lain.
Padahal tahun 2007, perseroan masih bisa meraup laba bersih Rp 223,4 miliar.
Dileep mengatakan, kerugian besar itu disebabkan krisis finansial yang memaksa Bakrie merasionalisasi dan menjual aset-asetnya.
Perseroan harus menanggung rugi penjualan saham anak perusahaan dan asosiasi sebesar Rp 17,3 triliun, posisi yang sangat jauh dibanding keuntungan Rp 78,4 miliar tahun sebelumnya.
Pelemahan rupiah juga membuat rugi kurs Bakrie melesat 920,6 persen menjadi Rp 526,5 miliar.
Pendapatan bersih perseroan sebenarnya naik 58,9 persen menjadi Rp 8,4 triliun, dan laba usaha terkerek 45 persen ke Rp 1,3 triliun. Sedangkan bagian laba dari anak usaha meroket lebih dari tiga puluh kali lipat menjadi Rp 1,6 triliun dari Rp 5,2 miliar tahun 2007.
Namun meningkatnya pendapatan bersih, laba usaha, dan bagian laba anak usaha ternyata tak mampu menahan anjloknya kinerja perseroan.
Sementara itu, aksi korporasi Bakrie, termasuk akuisisi anak usahanya PT Bumi resources Tbk terhadap tiga perusahaan tambang, meningkatkan jumlah asetnya 79,8 persen ke Rp 25,4 triliun.
Sebelumnya, Direktur Pencatatan Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito menyatakan akan mengevaluasi kinerja buruk Bakrie itu. Meski tak mau berkomentar banyak, ia mengatakan otoritas telah menunjuk tim khusus untuk mempelajari kinerja Bakrie.
BUNGA MANGGIASIH