Nilai Tukar Petani Naik 1,11 Persen, SPI: Dipengaruhi Faktor Cuaca Buruk

Jumat, 6 Januari 2023 19:46 WIB

Petani memanen sayuran hasil memanfaatkan lahan tidur di Kalimalang, Jakarta, Kamis, 17 Maret 2022. Petani mengaku hasil panen yang didapat tidak maksimal akibat cuaca buruk yang melanda ibukota dalam beberapa bulan terakhir. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Desember 2022 mencapai 109,0 atau naik 1,11 persen dibanding bulan sebelumnya. Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebut kenaikan NTP nasional dipengaruhi oleh indek harga yang diterima (lt) petani yang naik sebesar 1,83 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar (lb) petani sebesar 0,72 persen.

"Kenaikan NTP Desember 2022 dipengaruhi faktor cuaca buruk yang hingga faktor libur natal dan tahun baru. Hal ini mempengaruhi produksi dan mengakibatkan kenaikan harga beberapa komoditas hasil pertanian," ujar Ketua Departemen Kajian Strategis Nasional, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Serikat Petani Indonesia (SPI), Mujahid Widian melalui keterangan tertulis pada Jumat, 6 Januari 2023.

Adapun kenaikan tertinggi dicatatkan oleh NTP subsektor hortikultura yakni sebesar 4,58 persen, lalu NTP tanaman pangan sebesar 1,27 persen, NTP peternakan sebesar 0,51 persen, NTP perikanan sebesar 0,19 persen, dan NTP perkebunan rakyat sebesar 0,10 persen.

Berdasarkan anggota SPI di berbagai wilayah, Mujahid menyebut faktor cuaca buruk yang terjadi pada November hingga Desember 2022 mempengaruhi produksi pertanian. Misalnya untuk subsektor hortikultura, kenaikan NTP subsektor ini salah satunya dipengaruhi harga komoditas cabai yang tinggi di pertengahan hingga akhir bulan Desember 2022.

Sementara di kawasan Pati, Pantura, harga cabai merah bahkan sempat menyentuh Rp.80.000 per kilogram karena tidak ada produksi akibat banjir. Situasi serupa juga dialami di Kediri, harga cabai rawit pada akhir Desember 2022 naik hampir dua kali lipat menjadi Rp50.000 per kilogram. "Sementara dari segi permintaan tinggi, karena meskipun tidak libur panjang tetapi konsumsi masyarakat mengalami peningkatan” kata dia.

Advertising
Advertising

Untuk NTP subsektor tanaman pangan, menurut Mujahid, kenaikan harga gabah masih menjadi faktor penyebab kenaikan subsektor ini. Dari pantauan di beberapa wilayah, kata dia, harga gabah dan beras memang mengalami kenaikan tetapi tidak sedrastis di bulan sebelumnya. Ia memperkirakan harga baru akan berangsur turun menjelang Februari nanti karena beberapa wilayah sentra produsen akan segera panen pada pertengahan Januari nanti.

Dari berapa wilayah anggota SPI, tercatat harga gabah saat ini maupun beras cukup tinggi. Di Tuban, harga gabah kering penggilingan atau GKP di kisaran Rp 6.100 per kilogram. Sedangkan untuk beras kualitas medium, harganya berkisar Rp 11.000 per kilogram. Begitu juga di Bantul, harga beras berada di kisaran Rp 10.000 per kilogram untuk kualitas premium.

Lalu untuk tanaman perkebunan, kenaikan NTP subsektor masih dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas sawit dan perkebunan karet. “Situasi saat ini harga tandan buah segar (TBS) relatif mengalami kenaikan tipis di tingkat petani," tuturnya. Di Asahan, Sumatera Utara, harga TBS di kisaran Rp 1.900 per kilogram. Begitu juga di Tebo, Jambi, harga TBS saat ini di kisaran Rp 2.000 sampai Rp 2.200 per kilogram.

Baca Juga: BPS: Nilai Tukar Petani Nasional Naik 0,50 Persen Jadi 107,81 pada November 2022

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

14 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

16 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

21 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok Capai Rp 4.500 per Kilogram, Serikat Petani Indonesia Minta Pemerintah Naikkan HPP

13 hari lalu

Harga Gabah Anjlok Capai Rp 4.500 per Kilogram, Serikat Petani Indonesia Minta Pemerintah Naikkan HPP

Harga gabah anjlok di Rp 4.500, Serikat Petani Indonesia minta Bapanas naikkan harga pembelian pemerintah menjadi Rp 7.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya