Harga Beras Indonesia Disebut Termahal Se-ASEAN, Kemendag Singgung soal Tren Akhir Tahun dan...
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 Desember 2022 11:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara soal harga beras Indonesia yang dinilai Bank Dunia sebagai harga paling mahal se-ASEAN. Pelaksana Tugas Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan berujar bahwa pergerakan harga beras di Indonesia salah satunya dipengaruhi musim, yakni musim panen raya dan panen gadu.
“Menjelang akhir tahun, pola pergerakan harga beras di pasar domestik trennya naik. Harga menjelang akhir tahun ini tercatat lebih tinggi. Rata-rata harga beras selama September sampai Desember 2022 lebih tinggi dibandingkan empat tahun sebelumnya,” ujar Kasan kepada Tempo, Selasa, 21 Desember 2022.
Baca: Bank Dunia Sebut Impor Kerek Harga Beras RI jadi Termahal di Asia Tenggara, Respons Mentan?
Harga beras yang tinggi ini, kata dia, disebabkan lantaran musim panen gadu telah berakhir dan telah memasuki musim tanam. Sehingga, produksi gabah dan beras berkurang.
Selain itu juga ada kebijakan penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap gabah atau beras dalam rangka pengadaan beras CPB, serta dampak kenaikan harga BBM pada September lalu.
Ada faktor eksternal yang mempengaruhi
Di samping itu, Kasan melanjutkan, harga beras di Indonesia juga didorong faktor eksternal, seperti kondisi geopolitik dan gangguan rantai pasok global. Kasan berujar, dampaknya memang baru terlihat akhir-akhir ini—dibandingkan komoditi lain, seperti gandum ataupun kedelai.
“Faktor fundamental seperti biaya produksi yang masih tinggi, misal untuk sewa lahan, upah buruh, pupuk, pestisida serta rantai pasok, juga diperkirakan mempengaruhi tingginya harga beras,” ujar Kasan.
Menurut Kasan, untuk membandingkan harga beras Indonesia dengan harga beras di sejumlah negara, perlu dilihat beberapa aspek. Misalnya beras dijual di pasar saham atau tidak, serta kualitas atau varietasnya sama atau tidak.
Selanjutnya: “Tingkat kemahalan harga beras..."
<!--more-->
“Tingkat kemahalan harga beras Indonesia juga perlu dilihat berdasarkan pangsa pengeluaran masyarakat terhadap beras dan paritas impor,” kata dia.
Penilaian Bank Dunia atas harga beras Indonesia
Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia 28 persen lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras di Filipina. Bahkan, harga beras di Indonesia disebut dua kali lipat lebih tinggi dari harga beras di Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
Hal tersebut tercantum dalam Laporan Bank Dunia Indonesia Economic Prospect (IEP) December 2022 tentang risiko yang penting untuk dikelola terkait lonjakan harga pangan di Indonesia.
Adapun berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) hari Selasa, 20 Desember 2022, harga beras kualitas bawah I sebesar Rp 11.400 per kg, beras kualitas bawah II seharga Rp 11.100 per kg.
Adapun, harga beras kualitas medium II seharga Rp 12.350 per kg, sedangkan harga beras kualitas super I seharga Rp 13.900 per kg. Bank Dunia melihat tingginya harga beras menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi harga pangan domestik.
Selain itu, penyebab harga beras yang tinggi di Indonesia adalah dukungan harga pasar bagi produsen pertanian seperti pembatasan perdagangan melalui tarif impor, pembatasan kuantitatif, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama.
RIRI RAHAYU | BISNIS
Baca juga: PKB Persoalkan Impor Beras: Rugikan Petani hingga Berkebalikan dengan Penghargaan Swasembada RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.