Gelombang PHK Hantam Startup, Ekonom Indef Prediksi Sektor Ini Masih Bisa Bertahan

Sabtu, 10 Desember 2022 12:09 WIB

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh positif menjadi US$ 77 miliar atau Rp 1.199 triliun (dengan acuan Rp 15.583 per dolar) pada tahun 2022, dari sebelumnya US$ 63 milyar tahun 2021. Meski demikian, terjadi tren penurunan proyeksi yang semula lebih optimis namun terkoreksi lebih rendah.

“Kalo menururt saya, terkait startup kalo kita lihat tergantung investment dari para angel investor,” ujar Tauhid ketika dihubungi Tempo pada Jumat, 9 Desember 2022. Ia pun menjelaskan terdapat dua sumber keuangan angel investor, yakni dari sekuritas dan dari perbankan.

Tauhid turut menyebut nilai-nilai bisnis dari setiap startup tidak seluruhnya sama, sehingga masing-masing sektor ada yang berkembang, ada yang tidak. “Yang masih bertahan adalah e-commerce dan kesehatan. Cuma yang lain banyak yang marketnya mulai turun drastis,” jelas dia. Terkait sektor pangan dan transportasi, ia turut menyebut perkembangannya masih tinggi.

Adapun tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) startup yang belakangan terjadi di beberapa gerai di Indonesia, menurut Tauhid, akan masih berlanjut sampai tahun depan. “Kirana selama masih gonjang ganjing situasi resesi global begini, akan semakin banyak. Bukan hanya bisnisnya, tapi investornya juga,” tuturnya.

Meski begitu, terkait pertumbuhan ekonomi, Tauhid menyebut keadaan ekonomi indonesia lebih baik dr negara negara maju. “Kenapa begitu? karena negara yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan internasional baik ekpor dan impor, sensitif terhadap perekonomian global. Kita kan 80 persen domestik jadi kalo di situasi global masih survival,” ujar dia.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, ia pun memaparkan perkembangan startup di Indonesia cukup pesat di mana jumlah startup Indonesia mencapai 2,379 startup. Ia menjelaskan angka tersebut membuat Indonesia berada di peringkat 5 dunia, di bawah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada. Sementara di ASEAN merupakan tertinggi pertama, di atas Singapura dan China.

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

21 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

8 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

9 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

9 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

10 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

11 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

12 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

17 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

18 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya