Sebut Harga Tiket Kereta Cepat Terlampau Murah, Ekonom: Jadi Beban Berkepanjangan

Sabtu, 26 November 2022 14:00 WIB

Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) menjalani uji dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 November 2022. Uji dinamis kereta cepat ini dilakukan sejauh 15 km dengan kecepatan terbatas 80 km/jam. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menilai proyek kereta cepat akan menjadi beban bagi Indonesia dalam jangka panjang karena harga tiket yang dijual terlampau murah.

Ia menyebutkan persoalannya muncul ketika harga tiket di bawah harga rasional untuk bisa menutupi kebutuhan operasional dan pengembalian modal. "Artinya pendapatan yang akan masuk tidak dapat diandalkan untuk bisa sharing profit antara Indonesia dengan Cina," tutur Achmad pada Tempo, Jumat, 25 November 2022.

Baca: PMN Tambahan untuk Kereta Cepat Rp 3,2 T Diketok, Wamen BUMN: Insya Allah Schedule Juni Dicapai

Pernyataan tersebut menanggapi Direktur utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi yang menyebutkan mengatakan tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) hanya dibanderol Rp 125 ribu sampai Rp 250 ribu.

Tiket ludes bukan berarti perusahaan untung

Advertising
Advertising

Meski harga tiket murah itu sangat menggiurkan bagi warga yang ingin bepergian menggunakan kereta cepat tersebut, bukan berarti perusahaan juga akan diuntungkan. Ia mengaku tak akan kaget bila banyak tiket ludes terjual dalam waktu yang cepat karena mendapat repons sangat besar oleh masyarat.

Namun Achmad mengingatkan bahwa Cina tidak akan mau berinvestasi jika prospek keuntungannya tidak mencapai seperti tidak bisa diharapkan. Kecuali Indonesia akhirnya mengkompensasi kekurangan pendapatan dengan mengucurkan subsidi.

Soal ini, Achmad memperkirakan pemerintah bakal harus mengucurkan subsidi dalam waktu yang cukup lama. Alhasil Badan Usaha Negara atau BUMN yang semestinya memberikan pendapatan kepada negara malah menjadi beban yang berkelanjutan.

Selanjutnya: "Ini akan menjadi legacy beban ..."

<!--more-->

"Dan ini akan menjadi legacy beban dari rezim saat ini yang harus dipikul oleh rezim yang akan datang," ucap Achmad.

Saat ini biaya pembangunan (cost overrun) proyek KCJB telah menembus hingga US$ 7,9 miliar atau Rp 118,5 triliun. Angka tersebut menggunakan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.

Tinggi biaya operasioal kereta cepat

Dengan begitu, ia memprediksi keberlanjutan dari KCJB diperkirakan tidak akan bertahan karena biaya-biaya operasional yang harus dikeluarkan akan sangat tinggi.

Jika hal-hal yang fundamental tidak terbiayai, Achmad khawatir nasib unit KCJB akan seperti sejumlah bus Transjakarta pada era pemerintahan gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bus itu terbengkalai dan akhirnya menjadi rongsokan.

Kekhawatiran Achmad lainnya adalah ihwal pemeliharaan infrastruktur. Ia menilai pemeliharaan KCJB berpotensi tidak ideal karena minim pendanaan. Sehingga, dikhawatirkan tak bisa berfungsi dengan benar. Dampaknya bisa terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: 5 Kerja Sama Bilateral RI-Cina Diteken, Ada Momen Jokowi Sapa Xi Jinping 'Kakak Besar'

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .

Berita terkait

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

44 menit lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

16 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

18 jam lalu

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

Beroperasinya 48 perjalanan harian Whoosh didasarkan pada hasil evaluasi periode sebelumnya yang menunjukan kebutuhan penambahan perjalanan reguler.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

22 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya