5 Negara Luncurkan Sistem Pembayaran Digital, Jokowi: ASEAN Selangkah Lebih Maju

Senin, 14 November 2022 10:52 WIB

Presiden Joko Widodo hadir secara virtual dalam peluncuran sistem pembayaran digital lima negara ASEAN menjelang KTT G20. Konektivitas sistem pembayaran ini merupakan salah satu bagian dari isu prioritas G20. TEMPO/Francisca

TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengapresiasi diluncurkannya sistem pembayaran digital yang terintegrasi antar-lima negara di ASEAN. Jokowi mengatakan ini adalah salah satu kunci memperkuat ekonomi yang berkelanjutan di level regional.

"ASEAN selangkah lebih maju dibadingkan negara lain untuk implementasi interkoneksi pemabayaran lintas batas," kata Jokowi yang hadir secara virtual dalam acara yang digelar Bank Indonesia di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.

Jokowi menuturkan interkoneksi pembayaran antar-negara sejalan dengan salah satu isu prioritas KTT G20. Konferensi para pemimpin 20 negara itu mengupayakan terbitnya kebijakan yang di dalamnya bertujuan mendorong persepatan transformasi digital.

Baca: Jokowi Yakin Elon Musk Tertarik Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di RI: Ada Pasar yang Besar

Di level bilateral, Jokowi memastikan negara-negara melaksanakan kebijakan transaksi digital terintegrasi, seperti antara Indonesia dan Thailand serta Singapura dan Thailand. Sementara itu di Indonesia, transaksi digital sudah berkembang dalam beberapa waktu ke belakang melalui pengembangan QRIS dan BI Fast.

Advertising
Advertising

"Jadi sudah saatnya kerja sama ini diformalkan dalam regional payment connectivity sebagai wujud konkret implementasi G20 roadmap for enhancing cross border payment," ujar Jokowi.

Jokowi mendukung inisiatif ini terus diperluas hingga ke tingkat global. Sebab, kemudahan akses pembayaran akan memberi dampak besar bagi ekonomi. Khususnya, sektor pariwisata, perdagangan, dan UMKM.

"Sehingga dorong akselerasi pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan inklusif," ucapnya.

Selanjutnya: Bank sentral di lima negara ASEAN meluncurkan sistem...

<!--more-->

Bank sentral di lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina, meluncurkan sistem pembayaran digital terintegrasi. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan inisiatif ini merupakan satu dari tiga agenda utama kepemimpinan KTT G20.

"Apa yang kita saksikan bukan hanya nota penandatangan kesepahaman, tapi sejarah menuju digitalisasi. Ini adalah mimpi yang dulunya di antara kita, gubernur bank sentrel, ingin segera merealisasikannya," ujar Perry.

Integrasi sistem pembayaran ini merupakan kebijakan lanjutan setelah sebelumnya masing-masing negara melaksanakan perjanjian bilateral. Singapura, misalnya, telah lebih dulu mengkoneksikan transaksi digital dengan Thailand.

Managing Director Monetary Authority of Singapore Ravi Menon menjelaskan sebelum kebijakan ini disusun, kelima negara telah memperhatikan mekanisme dan regulasinya. Ia berharap sistem ini memberikan opsi kemudahan dan transaksi yang lebih murah.

"Jadi negara-negara kita ini bisa mengirimkan (transaksi) melalui e-wallet transfer dengan biaya lebih rendah yang lebih aman. Ini kemajuan luar biasa," kata Menon lebih jauh menjelaskan sistem pembayaran digital tersebut.

Baca juga: Bank Sentral di 5 Negara ASEAN Luncurkan Sistem Pembayaran Digital Menjelang KTT G20

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

10 jam lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

11 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

11 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

11 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

11 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

12 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

12 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

12 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

13 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

13 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya