Di COP27, PLN Sebut Telah Kurangi 31 Juta Metrik Ton Emisi Karbon dan Percepat Pensiun PLTU
Reporter
Tempo.co
Editor
Francisca Christy Rosana
Rabu, 9 November 2022 00:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan perusahaan listrik negara itu telah berhasil mengurangi atau mereduksi emisi karbon hingga 31 juta metrik ton pada 2022. Informasi tersebut ia sampaikan dalam forum COP27 yang berlangsung di Sharm El Sheikh, Mesir.
“Yang kami lakukan adalah dengan pendekatan holistik. Kami berupaya dengan sangat agresif mempercepat pengembangan energi terbarukan,” ujar Darmawan pada Senin, 7 November.
Capain reduksi emisi karbon itu, kata Darmawan, melampaui nationally determined contribution (NDC). Darmawan melanjutkan, PLN berkomitmen ikut berkontribusi mendorong target nol emisi karbon pada 2060, seperti yang disepakati dalam COP26 di Glasgow pada tahun lalu.
Upaya ini, menurut Darmawan, bukan dilakukan semata-mata lantaran ada kesepakatan internasional. Dia berujar, PLN menyadari dampak emisi karbon sangat besar terhadap krisis perubahan iklim.
Baca: Erick Thohir Bicara Rencana Merger 3 Perusahaan Geothermal Milik Pertamina, PLN, dan Kemenkeu
Perseroan, kata Darmawan, mencermati bahwa setiap 1 liter konsumsi bensin, 1 liter bahan bakar diesel, dan 1 kilowatt/jam penggunaan listrik yang dihasilkan dari PLTU batu bara akan menciptakan emisi gas rumah kaca. Karena itu, PLN bertanggung jawab ikut memperlambat pemanasan global sehingga generasi ke depan dapat menikmati kehidupan yang lebih baik.
“Kami melakukan yang terbaik, kami bergerak sejauh yang kami bisa,” ucap Darmawan.
Darmawan mengimbuhkan, perseroan telah melakukan pelbagai inisiatif untuk mendorong penurunan emisi karbon. Salah satunya dengan mempercepat pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Pensiun PLTU batu bara dilakukan secara bertahap.
“Tahun lalu selama desain perencanaan listrik nasional (RUPTL) dibuat, kami berupaya mengurangi kapasitas PLTU batu bara 13 gigawatt pada tahap awal. Itu menghindari emisi CO2 sebanyak 1,6 miliar metriks ton selama 25 tahun. Namun apa itu saja cukup? Tidak cukup,” tutur Darmawan.
Selain membatasi munculnya PLTU-PLTU baru dan menurunkan kapasitasnya, PLN memanfaatkan teknologi co-firing agar penggunaan bahan bakar berbasis batu bara berkurang. Melalui teknologi co-firing ini, PLN mengajak masyarakat untuk menanam tumbuhan penghasil biomassa.
Lebih lanjut, perseroan berusaha meningkatkan bauran energi dan ikut mengakselerasi pertumbuhan energi baru terbarukan melalui pembentukan ekosistem pengguna kendaraan listrik. “Kita harus menciptakan lebih banyak ruang bagi energi terbarukan untuk memasuki ekosistem ini,” kata Darmawan.
Baca: ION Mobility Gandeng PLN Hadirkan SPLU untuk Motor Listrik di Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.