IHSG Menghijau Awal Pekan, Dampak Rilis Kinerja Kuartal III dan Sentimen The Fed

Senin, 31 Oktober 2022 10:09 WIB

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2022. Tercatat, 317 saham menguat, 200 saham melemah dan 163 saham bergerak stagnan pada akhir sesi I perdagangan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan menguat jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

IHSG dibuka menguat 25,5 poin atau 0,36 persen ke posisi 7.081,54. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,83 poin atau 0,48 persen ke posisi 1.014,5.

"Untuk pekan ini IHSG masih berfokus pada rilis kinerja kuartal III 2022. IHSG diperkirakan bergerak dengan support resistance di kisaran 7.018-7.105," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin 31 Oktober 2022.

Baca: IHSG Diprediksi Menguat ke Level 7.200, Samuel Sekuritas Soroti 8 Saham Ini

IHSG masih dibayangi oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah yang masih tertahan di kisaran Rp15.500 hingga Rp 15.600 per dolar AS.

Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 75 basis poin dan ekspektasi kenaikan serupa 75 bps oleh The Fed pada 3 November 2022.

Pasar saham di Wall Street AS menguat signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Semua indeks utama AS mengakhiri sesi naik sekitar 2,5 persen atau lebih, dengan S&P dan Nasdaq mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Blue-chip Dow membukukan kenaikan mingguan keempat berturut-turut dan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Mei.

Dari data, ekonomi AS pada kuartal III 2022 tumbuh 2,6 persen (yoy), mengalahkan perkiraan konsensus sebesar 2,4 persen dan rebound dari kontraksi paruh pertama tahun ini.

Sementara itu data ekonomi yang dirilis menunjukkan inflasi berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) tumbuh 5,1 persen (yoy), lebih rendah dari prediksi ekonom sebesar 5,2 persen.

The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada November nanti menjadi 3,75 persen - 4 persen.

Di sisi lain Bank of Canada menaikkan target suku bunga overnight sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen pada rapat Oktober, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 75 bps.

Kenaikan suku bunga keenam berturut-turut dengan total kenaikan 350 bps yang mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2008.

Dari Asia, surplus perdagangan China melebar menjadi 84,74 miliar dolar AS pada September, dari 67,05 miliar dolar AS pada September tahun lalu, di atas perkiraan sebesar 81 miliar dolar AS.

Sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di minus 0,1 persen dan imbal hasil obligasi 10 tahun sekitar nol persen selama rapat Oktober.

Perkiraan inflasi Negeri Sakura pada 2022 naik menjadi 2,9 persen dari 2,3 persen pada Juli lalu, karena lonjakan harga energi, makanan, dan barang tahan lama.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 436,57 atau 1,61 persen ke 27.541,77, indeks Hang Seng naik 29,05 atau 0,2 persen ke 14.892,11, Indeks Shanghai terkoreksi 7,87 poin atau 0,27 persen ke 2.908,06, dan Indeks Straits Times meningkat 44 poin atau 1,44 persen ke 3.103,19.

Baca: IHSG Ditutup Anjlok, Saham Unilever Terperosok ke ARB

ANTARA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

2 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

1 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya