Kejar Target Nol Emisi Karbon Lebih Cepat, Sinar Mas Tingkatkan Penggunaan EBT

Kamis, 20 Oktober 2022 14:40 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba mengatakan Sinarmas sebagai salah satu pabrik kertas dan tisu terbesar di Indonesia sudah berkominten menuju nol emisi karbon pada 2060. Bahkan, ia mengatakan perusahaannya berharap target dapat tercapai sekitar tahun 2050.

"Kami membuat path way, mulai 2030 kita ingin menurunkan carbon footprint sekitar 30 persen," ucapnya dalam acara virtual Tempo Energy Day 2022 bertajuk Landscape Industri Menuju NZE pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Dalam jangka pendek, ia mengatakan Sinar Mas tengah mengukur efisiensi energi yang dipakai selama proses produksi. Hasilnya, intensitas energi yang digunakan memang harus dijaga dan diturunkan agar tetap di level yang optimum dan efisien. Karena itu, Sinar Mas meningkatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) di dalam proses produksi sendiri.

Kini, energi yang digunakan berasal dari proses internal dan biomass sebanyak 56 persen. Tetapi Elim menilai untuk sepenuhnya beralih ke EBT, perlu ada kerja sama dengan seluruh pemangku kebijakan terkait. Khususnya soal infrastruktur kelistrikan yang tengah disorot oleh investor maupun pasar. Sebab, kandungan emisi dalam sistem kelistrikan Indonesia masih sangat tinggi yaitu 800 gram per kilowatt hour.

Elim menuturkan transmisi menuju nol emisi karbon menjadi semakin penting karena pasar dari produk Sinar Mas yang meliputi 150 negara, di antaranya memiliki perhatian yang tinggi terhadap energi ramah lingkungan. Ditambah kerja sama yang telah terjalin dengan perusahaan-perusahaan yang berkomitmen terhadap misi nol emisi karbon.

Advertising
Advertising

Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Muhammad Yusrizki pun mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, pelaku usaha, khususnya investor tidak hanya berfokus pada bisnis semata tapi juga pada isu lingkungan.

"Faktor emisi, faktor kebijakan perubahan iklim kini menjadi acuan pertama ketika memutuskan untuk berinvestasi," ujarnya dalam acara virtual Tempo Energy Day 2022 bertajuk Landscape Industri Menuju NZE pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Ia menilai Indonesia bisa kalah saing dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Sebab kandungan emisi dalam listrik di negara-negara tersebut lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Di Vietnam, kandungan emisinya sekitar 500 hingga 600 kilowatt hour. Sedangkan Malaysia di angka 500 per kilowatt hour dan Singapura sebanyak 400 kilowatt hour karena kedua negara tersebut menggunakan gas sebagai sumbernya.

"Ini pekerjaan bersama, baik pelaku usaha Kementerian Perindustrian, dan pemangku kebijakan lainnya yang terkait," ucap Yusrizki.

Baca Juga: KLHK dan Sinar Mas Siapkan Pusat Persemaian 10 Juta Tanaman di Sumatera Selatan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

13 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

18 hari lalu

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

37 hari lalu

Berikut Daftar 14 PSN yang Disetujui Jokowi Termasuk BSD dan PIK 2, Sepanjang 2013-2023 Telah Rampung 190 PSN

Pada 2024, Jokowi menyetujui 14 PSN Baru termasuk BSD milik Sinar Mas dan PIK 2 dari Agung Sedayu Group. Rentang 2013-2023 telah rampung 190 PSN.

Baca Selengkapnya

Kawasan Milik Agung Sedayu Group dan Sinar Mas Group Jadi PSN, Ini Sederet Proyek Mereka di IKN

37 hari lalu

Kawasan Milik Agung Sedayu Group dan Sinar Mas Group Jadi PSN, Ini Sederet Proyek Mereka di IKN

Kawasan Pengembangan milik Agung Sedayu Group dan Sinar Mas Group menjadi PSN Jokowi. Mereka pun tanam investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

38 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

39 hari lalu

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

40 hari lalu

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

Pertamina membentuk satgas pengawalan energi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

41 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

41 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

41 hari lalu

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.

Baca Selengkapnya