Prediksi Kebijakan The Fed Makin Agresif, Bank Indonesia Bicara Nasib Dolar

Kamis, 20 Oktober 2022 04:17 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan keterangan pers setelah menyaksikan acara fashion show International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFES) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Oktober 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Fed Fund Rate (FFR) berpotensi meningkat ke level 4,5 persen pada akhir 2022. Pasar keuangan global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi, terutama dengan adanya langkah agresif bank sentral di banyak negara, terutama Amerika Serikat (AS).

“Kami perkirakan FFR masih akan naik puncaknya bisa 4,5 persen pada akhir tahun ini, bahkan ada prediksi lebih tinggi,” katanya dalam acara Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu 19 Oktober 2022.

Perry menyampaikan bahwa langkah the Fed yang masih agresif tersebut menambah ketidakpastian di pasar keuangan, terutama di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Kenaikan suku bunga the Fed telah mendorong penguatan dolar AS sehingga menekan mata uang seluruh negara di dunia.

Baca: Ancaman Resesi, Gubernur BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Tembus 5,3 Persen

“Tahun ini dolar AS menguat, apresiasi 19,20 persen, indeks dolar AS sekarang 114. Ini sangat tinggi di sepanjang sejarah, bahkan kalau kita ukur sejak setahun terakhir sudah terjadi penguatan 20,25 persen,” jelasnya.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa kondisi nilai tukar dan pasar modal domestik cenderung terkoreksi di tengah sentimen kenaikan suku bunga the Fed yang tetap agresif mengingat inflasi di AS masih cenderung tinggi.

Oleh karena itu, dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober ini sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Dia menjelaskan, keputusan kenaikan suku bunga acuan tersebut diperlukan untuk menjangkar ekspektasi inflasi, khususnya second round effect dari penyesuaian harga BBM pada September lalu.

Selain itu, kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin tersebut juga untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed yang diperkirakan lebih agresif pada November 2022 menyusul data inflasi yang masih tinggi di AS.

“Kenaikan BI7DRR [BI-7 Day Reverse Repo Rate] juga merupakan langkah preemptive mengantisipasi kenaikan suku bunga Fed pada bulan November mendatang sebesar 75 basis poin menjadi 4 persen,” katanya.

Baca: The Fed Rate Diprediksi Menanjak, Suku Bunga Bank Indonesia Bakal Ikutan?

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

19 jam lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

22 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

2 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

4 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

5 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

5 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

5 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

5 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya