Ekspor Jeblok 10 Persen Lebih, Zulhas Perluas Pasar Ekspor: India, Bangladesh sampai Afrika
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 19 Oktober 2022 18:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai ekspor pada September 2022 telah turun sebanyak 10,99 persen dibanding Agustus 2022 (MoM) menjadi US3 24,80 miliar. Kementerian Perdagangan pun menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi demi menjaga surplus perdagangan Indonesia di tengah ancaman resesi global tahun depan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan di tengah melambatnya ekonomi global, pemerintah harus punya strategi memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional. Di antaranya India, Pakistan, Bangladesh, Afrika, Asia Selatan, dan Asia tengah.
"Semua komoditas kita dorong. Baju, sepatu, makanan, dia beli semua. Kita bisa kirim kerudung itu bisa dua dolar, dibeli sama sana. Baju muslim makanan sepatu 10 dolar, laku disana," ujar Zulkifli saat ditemui di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Baca: Jokowi: 28 Negara Antre di Depan IMF, Kita Wajib Bersyukur Pertumbuhan Masih 5,44 Persen
“Kementerian Perdagangan optimistis untuk terus mendorong peningkatan ekspor pada tiga bulan terakhir sehingga ekspor nonmigas tahun ini diharapkan dapat mencatat rekor tertinggi,” kata Zulkifli.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Veri Anggrijono pun menilai ekonomi global yang diprediksi gelap tahun depan justru merupakan tantangan positif bagi Indonesia. Situasi tersebut, tuturnya, dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor.
Ia menjelaskan bila resesi global terjadi pada 2023, persaingan Indonesia untuk memasok komoditas ekspor bisa berkurang. Di sisi lain, Indonesia bisa menyasar ekspor ke pasar negara-negara baru, khususnya yang tidak masuk ke dalam daftar negara terancam resesi menurut Indonesia Monetary Fund (IMF).
Selain memperluas pasar ekspor, Veri mengatakan Kemendag akan mendorong bisnis para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Sebab terbukti UMKM terbukti banyak menopang kinerja ekspor pada masa pandemi Covid-19," ujarnya.
Adapun secara keseluruhan penurunan nilai ekspor pada September 2022 didorong oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 10,31 persen MoM dan ekspor migas yang turun 21,41 persen MoM.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami kontraksi pada September 2022 dibanding Agustus 2022 (MoM), antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) turun 31,91 persen; tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 31,05 persen; pakaian dan aksesorinya (rajutan) (hs 61) turun 30,75 persen; timah dan barang daripadanya (hs 80) turun 25,33 persen; serta pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62) turun 18,18 persen.
<!--more-->
Sementara itu, produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi pada September 2022 (MoM), yakni bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 29,07 persen; kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 4,79 persen; pulp dari kayu (HS 47) naik 3,84 persen; ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 2,23 persen; dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) naik 1,37 persen.
Walaupun nilai ekspor pada September 2022 menurun secara bulanan, secara tahunan (YoY) ekspor mengalami peningkatan sebesar 20,28 persen. Pertumbuhan ekspor disebabkan oleh kenaikan ekspor migas sebesar 41,80 persen dan ekspor nonmigas yang tumbuh sebesar 19,26 persen YoY.
Selama periode Januari hingga September 2022 pun total nilai ekspor tercatat mencapai US$ 219,35 miliar atau meningkat sebesar 33,49 persen dibanding periode tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik sebesar 33,21 persen YoY menjadi US$ 207,19 miliar. Ditambah ekspor sektor migas yang naik 38,56 persen YoY menjadi sebesar US$ 12,16 miliar.
Negara-negara yang menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada September 2022 adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Nilainya sebesar US$ 10,37 miliar dengan kontribusinya mencapai 44,17 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.
Sementara pasar utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada September 2022 secara MoM adalah Bangladesh dengan kenaikan 39,22 persen. Kemudian diikuti Polandia yang naik 30,83 persen, Spanyol naik 20,00 persen, Jerman naik 15,86 persen, dan Filipina naik 5,50 persen.
Di antara sepuluh negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia pada September 2022, hanya Filipina yang mengalami peningkatan secara bulanan (MoM). Pendukung utama kenaikan tersebut adalah kenaikan ekspor kendaraan dan bagiannya (HS 87) yang naik 15,80 persen MoM dan bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang nilainya cukup tinggi.
Baca juga: Ancaman Resesi 2023, Chatib Basri Beberkan Apa Saja yang Akan Dialami Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini