Terkini: Pandangan Tony Blair soal RI, Sandiaga Sebut Indonesia Tahan Resesi
Reporter
Tempo.co
Editor
Francisca Christy Rosana
Selasa, 18 Oktober 2022 12:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Isu terkini di kanal ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa, 18 Oktober 2022, diwarnai pelbagai isu. Berita pertama mengenai pandangan Tony Blair terhadap Indonesia.
Mantan Perdana Menteri Inggris itu berharap Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia. Berita selanjutnya tentang ketahanan Indonesia terhadap resesi menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Berikut ini empat berita terkini di kanal ekonomi dan bisnis.
1. Tony Blair Sebut RI Bisa Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar Keempat
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyebut Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia. Ia mengakui Indonesia memiliki pelbagai keunggulan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Keunggulan tersebut mencakup sumber daya alam, talenta digital, dan aspek demografi. "Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan agenda reformasi besarnya," kata Tony dalam SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 18 Oktober 2022.
Mantan Perdana Menteri Inggris Raya itu pun berharap Indonesia bisa menjadi salah satu negara terkemuka di dunia. Sebab, kemampuan Indonesia didukung pula oleh keunggulan dalam aspek kepemimpinan strategis dan kuat.
Baca selengkapnya di sini. '
<!--more-->
2. Sandiaga Klaim RI Negara Ekonomi Kreatif Ketiga Dunia, Punya D-Kop dan Drama Horor
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengklaim Indonesia menjadi negara ekonomi kreatif ketiga di dunia di bawah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Indikator ini mengacu pada kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Indonesia menjadi negara ekonomi kreatif ketiga dunia setelah Amerika dengan Hollywood-nya, Korea Selatan dengan K-Pop, Indonesia memiliki D-Kop atau dangdut koplo dan drama horor,” ujar dia dalam acara Opening Indonesia Khowledge Forum XI 2022 yang digelar virtual pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Bahkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan Indonesia telah menjadi negara dengan nilai ekonomi digital tertinggi di ASEAN. Kenaikan nilai ekonomi digital pada 2021, kata dia, telah mencapai 49 persen.
“Dan menjadi negara dengan tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara dengan total nilai investasi mencapai Rp 300 triliun,” kata dia.
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Energy Watch: Kendaraan Listrik Lebih Hemat, tapi Investasi Awal Mahal
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan ongkos kendaraan listrik lebih hemat ketimbang kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Sebab, tarif per kilowatt hour (kwh) kendaraan listrik lebih rendah untuk jarak tempuh yang sama dengan satu liter BBM kendaraan konvensional.
“Selain itu, biaya maintenance juga seharusnya lebih murah. Hanya, investasi awal memang masih mahal karena harga kendaraanya yang jauh lebih tinggi dari kendaraan BBM konvesional di kelas yang sama,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 17 Oktober 2022.
Mamit pun menyarankan pemerintah untuk menerbitkan kebijakan-kebijakan yang menarik sehingga masyarakat bisa beralih ke mobil listrik. Misalnya, kata dia, kelonggaran dari sisi pajak yang atau kebijakan lain yang membuat masyarakat tertarik.
Mamit juga berpesan agar kendaraan listrik diproduksi di dalam negeri sehingga harganya lebih murah. Dia pun meminta agar dari sisi ketersediaan, stok kendaraan listrik diperbanyak. Sebab saat ini, pemesanan atau inden kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, cukup lama.
“Hal ini membuat masyarakat jadi malas untuk beralih,” ucap Mamit.
Hal yang tidak kalah penting, dia berujar, adalah desain dari kendaraan listrik. Menurut Mamit, desain kendaraan listrik, utamanya mobil, harus sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia, tutur dia, umumnya menggemari kendaraan dengan muatan besar atau setara dengan MVP.
Baca selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Luhut: Dunia Dibayangi Kemungkinan Terburuk Perang Nuklir
Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dunia masih dibayangi berbagai ketidakspatian yang menyebabkan harga pangan dan energi meningkat. Setelah krisis karena pandemi Covid-19 dan ketegangan geopolitik, ia menyebut ada risiko perang nuklir.
"Dunia masih dibayangi kemungkinan menujunya situasi terburuk perang nuklir. Kami melihat ini sebagai masalah yang serius," kata Luhut dalam Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) yang disiarkan YouTube Kementerian BUMN RI, Senin, 17 Oktober 2022.
Luhut menuturkan dunia saat ini menghadapi krisis karena perang Rusia dan Ukraina yang mengganggu rantai pasok global. Sejumlah negara telah bersiap menghadapi berbagai kemungkinan pada masa mendatang yang tidak bisa diprediksi, tak terkecuali Indonesia.
Ketidakpastian itu, ucap Luhut, tampak dari gejolak harga minyak dunia yang makin tinggi, bahkan kembali mendekati US$ 100 per barel. Pada saat yang sama, ia menyatakan negara perlu mewaspadai tren penurunan komoditas ekspor utama, termasuk sawit.
Baca selengkapnya di sini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini