Luas Panen Padi Naik 1,87 Persen, BPS: Produktivitas Padi Ikut Meningkat

Selasa, 18 Oktober 2022 06:33 WIB

Petani padi saat panen hasil pertaniannya di kawasan persawahan Ngepalang, Kulonprogo, Yogyakarta. (Fotografer: Aditya C Santoso)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat luas panen padi nasional angka sementara 2022 dari hasil survei kerangka sampel area (KSA) mencapai 10,601 juta hektare. Angka tersebut meningkat 0,19 juta hektare atau 1,87 persen dibandingkan dengan 2021 yang hanya 10,41 juta hektare.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan peningkatan luas panen padi mendorong naiknya produktivitas secara nasional.

“Produktivitas padi nasional dalam kualitas gabah kering panen atau GKP pada 2022 ini diperkirakan mencapai 62,77 kuintal per hektare atau mengalami peningkatan sebesar 0,27 kuintal per hektare atau meningkat 0,43 persen dibandingkan 2021,” ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Oktober 2022.

Sementara itu, produktivitas padi nasional dalam bentuk kualitas gabah kering giling atau GKG pada 2022 diperkirakan mencapai 52,49 kuintal per hektare. “Atau mengalami peningkatan 0,23 kuintal per hektare (meningkat 0,44 persen) dibandingkan tahun 2021,” kata Setianto.

Baca juga: Luas Panen Padi RI 2022 Naik Jadi 10,601 Juta Hektare, BPS Ungkap Penyebabnya

Advertising
Advertising

Dia melanjutkan, jika melihat produktivitas padi gabah kering giling 2022 berdasarkan pulaunya, produktivitas Jawa 56,40 kuintal per hektare atau meningkat 0,35 kuintal per hektare (meningkat 0,62 persen). Sedangkan yang tertinggi produktivitas adalah di Jawa Barat dengan nilai 57,09 kuintal per hektare.

Di Pulau Sumatera, rata-rata produktivitas padi sebesar 51,38 kuintal per hektare (meningkat 0,96 persen). Di pulau itu, produktivitas tertinggi tercatat ada di Aceh, yakni 55,42 kuintal per hektare. Untuk Pulau Kalimantan, produktivitasnya sebesar 33,90 kuintal per hektare dengan produktivitas tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan.

Kemudian Pulau Bali dan Nusa Tenggara, produktivitasnya sebesar 51,29 kuintal per hektare dan yang tertinggi terjadi di Provinsi Bali. Sedangkan di Pulau Sulawesi, produktivitasnya sebesar 49,37 kuintal per hektare dan tertinggi ada di Provinsi Gorontalo. “Lalu Maluku dan Papua dengan produktivitas sebesar 39,18 kuintal per hektare yang tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat,” ucap Setianto.

Setianto mengimbuhkan perhitungan soal produktivitas padi angka sementara dilakukan menggunakan metodologi yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data yakni KSA dan ubinan yang berbasis kepada subsegmen KSA. Data produktivitas diperoleh dari pelaksanaan survei ubinan yang dilaksanakan sepanjang tahun.

Baca juga: BPS: Impor RI September Turun 10,58 Persen, Permintaan Komoditas Besi dan Baja Turun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

9 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

3 hari lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

4 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

7 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

10 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya