Ini 3 Strategi Pemerintah Menghadapi Ancaman Resesi 2023

Minggu, 16 Oktober 2022 15:53 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berjalan bersama saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu, 1 Desember 2021. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebutkan ada tiga strategi yang akan dilakukan pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi 2023.

"Pertama, strateginya adalah memperdayakan ekonomi domestik yang sangat besar," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 16 Oktober 2022.

Strategi yang berfokus ekonomi domestik untuk memanfaatkan potensi penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 275 juta jiwa. Sehingga, program penguatan produk lokal atau program Bangga Buatan Indonesia (BBI) terus didorong. Di sisi lain, pemerintah juga akan melanjutkan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.

Baca: Ancaman Resesi 2023, Ekonom: Bisnis yang Mengandalkan Pasar Domestik Masih Aman

Strategi yang kedua berkaitan dengan pengendalian inflasi, khususnya inflasi pangan. Iskandar mengungkapkan inflasi pangan menjadi sumber inflasi utama di Indonesia. Sehingga, akan terus digalakan gerakan tanam pekarangan, food estate, serta peningkatan produktivitas dan percepatan musim tanam.

Advertising
Advertising

Ditambah upaya untuk memperlancar distribusi barang dengan bekerjasama antar daerah dan subsidi ongkos angkut. Terakhir, strategi yang meliputi perbaikan iklim investasi dengan penerapan onile single submission secara penuh di seluruh Indonesia.

Adapun dalam World Economy Outlook International Monetary Fund (WEO IMF), IMF pada Oktober 2022 mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,2 persen menjadi 2,7 persen. Sedangkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dikoreksi sebanyak 0, persen menjadi 5,0 persen.

Ia mengklaim pemulihan ekonomi Indonesia kini terus berjalan. Jadi, kata Iskandar, seharusnya tidak diperlukan lagi insentif untuk masyarakat secara terus menerus karena kapasitas fiskal pun kini terbatas.

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira justru menilai pemerintah Indonesia harus segera mengeluarkan paket kebijakan sebagai antisipasi resesi ekonomi dunia pada 2023.

"Tidak cukup hanya lakukan stress test (uji tekanan)," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Bhima mengatakan uji tekanan sudah rutin dilakukan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), tetapi yang saat ini mendesak untuk diterapkan adalah paket kebijakan. Isi paket kebijakan yang ia sarankan meliputi relaksasi pajak pertambahan nilai atau PPN dari 11 persen menjadi 8 persen.

Menurutnya pemerintah perlu memberikan tambahan alokasi dana perlindungan sosial beserta bantuan subsidi bunga yang lebih besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kemudian penambahan subsidi uang muka untuk properti, hingga subsidi upah bagi pekerja sektor informal.

Bhima menilai antisipasi resesi oleh pemerintah Indonesia masih bersifat fragmentasi alias tidak dalam satu koordinasi. Misalnya yang terjadi pada dana kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Padahal, kata dia, masalahnya kini bukan soal inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

"Waktu tidak banyak sehingga secepatnya bentuk tim koordinasi paket kebijakan resesi," tutur Bhima.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca: Indonesia Dibayangi Resesi, Indef: Kebijakan Subsidi BBM Masih Diperlukan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

22 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

4 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya