Rupiah Melemah, Wamendag Sebut Kinerja Perdagangan RI Masih Surplus

Selasa, 11 Oktober 2022 16:11 WIB

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga (mengenakan batik) dan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kementerian Perdagangan Kasan (berkemeja putih) saat mengelar konferensi pers di kantornya. Dalam konferensi itu, Kemendag menjelaskan hasil kunjungan ke Amerika Serikat yang membahas mengenai fasilitas Generalized System Preferences (GSP). Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menanggapi nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) yang mencapai Rp 15.300. Dia menjelaskan saat ini Kemendag sedang fokus pada kinerja perdagangan yang sedang surplus.

“Surplus kita ini dalam kondisi yang angkanya cukup signifikan, di angka US$ 34,89 miliar, itu luar biasa. Itu salah satu yang tertinggi dan saya yakin ini akan melewati rekor yang tahun lalu,” ujar dia di Kemendag, Jakarta Pusat pada Selasa, 11 Oktober 2022.

Tahun lalu, Jerry menuturkan, surplus neraca perdagangan pada Desember 2021 angkanya US$ 35,34 miliar. Sedangkan per Agustus data yang sudah diterima US$ 34,89 miliar, dan sebentar lagi September keluar.

Jadi, kata Jerry, masih ada September, Oktober, November, Desember 2022. “Masih ada 4 bulan lagi, saya yakin kalau satu bulan surplusnya US$ 2-3 miliar kita akan melewati rekor yang tahun lalu,” kata dia.

Dia juga mengaku mengetahui bahwa kondisi global mulai dari pasokan pangan, energi, konflik Ukraina dengan Rusia dan lainnya, itu mungkin akan ada banyak dinamika dan impact. “Tetapi kami optimistis, sekali lagi kinerja perdagangan itu akan terus naik,” ucap Jerry.

Advertising
Advertising

Sebagai informasi, di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hari ini telah tembus di level Rp 15.366 per US$. Angka ini melemah hingga 0,32 persen dibandingkan penurupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp 15.318 per US$.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia terakhir berada di level Rp 15.299 per US$ per 10 Oktober 2022. Angka tersebut melemah dari kurs acuan pada pada akhir pekan lalu, 7 Oktober 2022 di level Rp 15.246 per US$.

Sementara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan anjoknya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) tidak berdampak ke harga pangan. Menurut dia, saat ini Indonesia sudah melewati kenaikan harga.

Zulhas—sapaannya—mencontohkan misalnya gandum dan kedelai yang merupakan pesanan bulan Juli dan Agustus 2022 yang datangnya sekarang. “Makanya harganya naik,” ujar dia.

Namun, Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN itu melanjutkan, pesanan yang sekarang harganya sudah turun, dan sudah panen raya. “Saya kira harga akan stabil, tapi kalau kedelai ada pun harga yang tinggi itu kita subsidi Rp 1.000 per kilo,” tutur dia.

Sedangkan beras saat ini sedikit mengalami kenaikan. Menurut dia, hal itu terjadi karena harga gabah yang naik. “Tetapi beras yang Bulog dijamin harganya. Tetap harganya sama, nanti akan ada operasi pasar dan harga beras Bulog dijamin oleh pemerintah. Kecuali yang premium,” ucap dia.

Baca Juga: Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

1 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 Karena Surplus

2 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 Karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

2 hari lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

6 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

6 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya