OPEC+ Kurangi Produksi 2 Juta Barel Mulai November, Harga Minyak Menanjak ke Level Tertinggi

Kamis, 6 Oktober 2022 05:53 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Vivek Prakash

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak ke level tertinggi tiga minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena OPEC+ menyetujui pengurangan produksi besar-besaran sejak pandemi COVID 2020, meskipun pasar ketat dan ada penentangan terhadap pemotongan dari Amerika Serikat dan lainnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terdongkrak 1,24 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi menetap di 87,76 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai posisi tertinggi 88,42 dolar AS per barel selama sesi, tertinggi sejak 15 September.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 1,57 dolar atau 1,7 persen, menjadi ditutup di 93,37 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Brent mencapai tertinggi sesi di 93,96 dolar AS per barel, level tertinggi sejak 15 September.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Rabu 5 Oktober 2022, memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai November.

Baca: Minyak Rusia Diprediksi Beralih ke Asia dan Timur Tengah

OPEC+ menyebut keputusan tersebut untuk memotong sentimen ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global.


"Pemotongan produksi adalah reaksi OPEC+ terhadap penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir, dan akan membantu menyeimbangkan kembali pasar minyak," kata Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research, Rabu 5 Oktober 2022.

Pemotongan 2 juta barel per hari (bph) dari OPEC+ dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi sekitar 90 dolar AS dari 120 dolar AS tiga bulan lalu di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS dan dolar yang lebih kuat.

Kekhawatiran tentang permintaan di tengah meningkatnya risiko resesi dan apresiasi tajam dolar AS menyebabkan harga minyak jatuh pada akhir September ke level terendah sejak Januari.

Minyak telah naik minggu ini untuk mengantisipasi pemotongan, kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index seperti dikutip Reuters.

"Dampak nyata dari pemotongan besar (OPEC+) akan lebih kecil, mengingat beberapa anggota gagal mencapai kuota produksi mereka," kata Cincotta.

Pedagang juga mencerna data persediaan bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 1,4 juta barel selama pekan yang berakhir 30 September. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS menunjukkan penurunan 1,5 juta barel.

Menurut EIA, total persediaan bensin motor turun 4,7 juta barel pekan lalu, sementara persediaan bahan bakar sulingan turun 3,4 juta barel.

Baca juga: Harga Minyak Menguat Tipis, WTI Menetap di 86,87 Dolar AS per Barel

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

15 jam lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

5 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

7 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

11 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

11 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

11 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

15 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya