OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 175,3 Triliun: Ada 48 Emiten Baru

Selasa, 4 Oktober 2022 13:11 WIB

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2022. IHSG parkir pada posisi 7.246,25 atau naik 0,69 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.267,11. Tercatat, 317 saham menguat, 200 saham melemah dan 163 saham bergerak stagnan pada akhir sesi I perdagangan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun 2022, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas penyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 165 emisi saham, obligasi dan sukuk. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyebut total hasil penghimpunan dana itu hingga kini mencapai Rp 175,3 triliun.

“Sebanyak 48 di antaranya merupakan emiten baru,” tutur Inarno saat mengisi Sosialisasi & Edukasi Pasar Modal Terpadu Tahun 2022 di Universitas Sumatera Utara yang disiarkan di YouTube OJK, Selasa, 4 Oktober 2022.

Inarno juga menyampaikan bahwa jumlah investor pasar modal secara nasional terus meningkat. Hingga 28 September 2022, pihaknya mencatat jumlah investor pasar modal sebanyak 9,76 juta Single Investor Identification (SID).

Usai penerbitan Peraturan OJK Nomor 57 Tahun 2022 tentang Security Crowdfunding (SCF), penghimpunan dana secara nasional melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan 277 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adapun total dana yang dihimpun yaitu Rp 580,4 miliar dari 122 ribu investor melalui 11 platform penyelenggara SCF.

Inarno mengatakan bahwa di tengah kondisi perekonomian yang saat ini massih dibayangi berbagai tekanan, seperti inflasi dan ketidakpastia pasar keuangan global, dunia usaha dituntut menjaga stabilitas dan going concern kegiatan usahanya.

Advertising
Advertising

Selain harus berinovasi dalam menghadapi persaingan, Inarno menyebut penguatan struktur permodalaan menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kelangsungan usaha perusahaan.

“Di tengah likuiditas perbankan yang cenderung makin ketat dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal telah menjadi alternatif sumber pendanana yang cukup menarik bagi perusahana untuk meningkat struktur permodalannya,” ujar Inarno.

Pasar modal, kata Inarno, merupakan sumber pendanaan dan investasi yang aman dan terpercaya. Namun di tengah banyaknya tawaran investasi yang beredar di tengah masyarakat, terutama melalui dunia digital, OJK mengingatkan masyarakat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

“Terus waspadai segala bentuk investasi bodong atau ilegal yang sering merayu. Mohon pahami dan pelajari segala bentuk produk dan izin pihak yang menawarkan,” tutur Inarno.

OJK, kata Inarno, juga mengingatkan masyarakat untuk tidak berinvestasi menggunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan. Termasuk dana pinjaman. “Apalagi pinjaman online ilegal,” kata dia.

Baca: Terkini Bisnis: Lowongan Kerja Astra International, Freeport Tambah Investasi Hampir Rp 306 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

8 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

10 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

13 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

14 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya