Bank Indonesia: Surplus Neraca Perdagangan RI Lanjutkan Tren Sejak Mei
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Francisca Christy Rosana
Jumat, 16 September 2022 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyebut neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 surplus US$ 5,76 miliar. Angka tersebut lebih tinggi daripada surplus bulan sebelumnya, yakni sebesar US$ 4,22 miliar.
Bank Sentral menyatakan surplus ini melanjutkan tren neraca perdagangan sejak Mei 2022. “Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Agustus 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$ 34,92 miliar,” ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Kamis malam, 15 September 2022.
Dia mengatakan capaian itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021 sebesar US$ 20,71 miliar. Adapun surplus neraca perdagangan Agustus 2022, lanjut Erwin, bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah penurunan defisit neraca perdagangan migas.
Agustus kemarin, surplus neraca perdagangan nonmigas menembus US$ 7,74 miliar. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 7,31 miliar.
“Perkembangan tersebut ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas sebesar US$ 26,19 miliar pada Agustus 2022, lebih tinggi dibandingkan dengan US$ 24,20 miliar pada bulan sebelumnya,” ujar Erwin.
Dia juga mengatakan peningkatan kinerja ekspor nonmigas bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam. Misalnya, crude palm oil (CPO) yang didukung penguatan kebijakan pemerintah, termasuk pembebasan pungutan ekspor CPO dan harga komoditas global yang masih tinggi.
Selain itu, ekspor produk manufaktur—termasuk besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik—juga meningkat. Peningakatan ini ditinjau dari negara tujuan, seperti Cina, Amerika Serikat, dan India. Sementara itu, impor nonmigas meningkat di hampir seluruh komponen, sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.
“Defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari US$ 3,09 miliar pada Juli 2022 menjadi US$ 1,98 miliar pada Agustus 2022, seiring dengan kenaikan ekspor migas dan penurunan impor migas,” tutur Erwin.
Baca Juga: Bos BCA Bagikan Tips Membangun Kekayaan, Ada 3 Dimensi yang Wajib Dimiliki
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.