BPS: Sejumlah Harga Komoditas Unggulan Indonesia Turun Secara Global

Kamis, 15 September 2022 14:32 WIB

Aktivitas pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta, Senin, 23 Mei 2022. Komoditas bawang, cabai, gula, dan telur ayam mengalami tren kenaikan dalam satu minggu terakhir. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik mencatat sejumlah penurunan harga secara global untuk komoditas-komoditas unggulan Indonesia. Pertama, anjloknya harga minyak kelapa sawit.

"Termasuk juga bijih besi mengalami penurunan yang sangat tajam," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi persen virtual Kamis, 15 September 2022.

Setianto berujar jika bandingkan dengan periode Agustus 2021, harga-harga kini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harga minyak sawit lebih rendah sebesar 10,15 persen. Sedangkan bijih besi lebih rendah 32,87 persen.

Selain itu, harga nikel dan minyak mentah juga turun beberapa bulan terakhir. Namun, kata dia, sampai Agustus ini harganya masih lebih tinggi dibandingkan Agustus tahun 2021. Harga nikel saat ini lebih tinggi sebesar 15,23 persen. Sedangkan minyak mentah lebih tinggi sebanyak 39,36 persen.

Sementara itu, harga baru bara beberapa bulan terakhir masih menunjukkan tren peningkatan. Dibandingkan tahun lalu, menurut dia, harganya kini lebih tinggi 110,30 persen. Kemudian harga gas alam selama beberapa bulan terakhir menunjukkan tren peningkatan.

Advertising
Advertising

"Kalau kita bandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, gas alam ini lebih tinggi sekitar 117 persen," tutur Setianto.

Adapun BPS mencatat Neraca Perdagangan Agustus surplus US$ 4,74 miliar. Hingga Agustus ini, neraca perdagangan pun membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus neraca perdagangan Agustus 2022 ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas yang mencapai US$ 7,74 miliar. Komoditas penyumbangnya adalah bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak nabati atau hewani.

Sedangkan neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$ 1,98 miliar. Komoditas penyumbang defisit sektor nonmigas adalah minyak mentah, hasil minyak, dan gas.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Masih Rendah, Peneliti Ingatkan Harga Stabil Tapi Tak Terjangkau

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

3 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

1 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

5 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya