Suku Bunga Acuan dan Harga BBM Naik, Target Prapenjualan Ciputra Tetap di Rp8,2 Triliun

Minggu, 11 September 2022 15:01 WIB

Jajaran direksi PT Ciputra Development Tbk. berpose sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, di Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020. (sumber: Ciputra Development)

TEMPO.CO, Jakarta - PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menyebut kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI) adalah musuh bagi sektor properti. Meski demikian manajemen menyebut kenaikan masih terkontrol sehingga belum akan merevisi target prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp8,2 triliun untuk tahun 2022.

Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan sebelum adanya kenaikan harga BBM inflasi sejatinya sudah terkendali, tetapi adanya kenaikan BBM membuat adanya kenaikan pada biaya transportasi. Hal ini lantas juga dapat berpengaruh terhadap harga hampir semua produk.

"Sebelum kenaikan BBM inflasi sebenarnya sudah terkendali sekali, tetapi dengan kenaikan BBM ada kenaikan baru, yaitu cost of transportation yang bisa pengaruhnya ke hampir semua produk. Kami sih melihat kenaikannya masih terkontrol. Jadi kita belum merevisi target," ujar Harun kepada Bisnis dikutip pada Minggu, 11 September 2022.

Meski demikian, Harun belum membeberkan hasil marketing sales lantaran hasil sampai dengan bulan Agustus belum keluar. Sampai dengan kuartal I/2022, CTRA telah mengantongi marketing sales sampai dengan Rp1,9 triliun atau 23,17 persen dari target prapenjualan 2022 sebesar Rp8,2 triliun.

CTRA sendiri mendapat rekomendasi dari beberapa analis di tengah kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan. Analis Samuel Sekuritas Olivia Laura merekomendasikan saham CTRA dengan target price di level 1.360.

Advertising
Advertising

Kemudian, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei merekomendasikan saham CTRA dengan target price pada level 1.500. Menurut Jono, CTRA memiliki kinerja paling unggul jika dibandingkan dengan emiten properti lainnya.

Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan dan laba bersih CTRA. CTRA juga memiliki portofolio terdiversifikasi dari jenis produk dan lokasi di seluruh Indonesia.

Selain itu, CTRA juga memiliki pendapatan berulang yang kuat dari mall, hotel, dan rumah sakit yang menjadi penopang pendapatan perseroan. "CTRA juga mempunyai neraca yang sehat sehingga akan lebih kuat menghadapi tantangan global saat ini," ujar Jono.

Baca Juga: IKEA Mulai Bangun Gerai di Surabaya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

9 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya