BI Sebut Stagflasi Akan Terus Mengemuka: Inflasi Tinggi, Ekonomi Tertekan

Rabu, 7 September 2022 12:50 WIB

Ilustrasi atau logo Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan ancaman stagflasi masih akan terus mengemuka pada masa mendatang di tingkat global. Kondisi stagflasi ditandai dengan tingginya tekanan inflasi yang beriringan dengan turunnya perekonomian hingga dalam kondisi terkontraksi.

Kepala Departemen Kebijakan Makro Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro, mengatakan, kondisi ini tergambar jelas dari respons kebijakan moneter bank negara-negara maju yang lebih hawkish atau masih akan menaikkan tingkat suku bunga acuan untuk meredam inflasi ke depan.

"Sehingga dengan konteks itu maka tekanan untuk suku bunga naik akan lebih tinggi di global dan itu akan memengaruhi aliran modal ke negara-negara emerging market," kata Solikin dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu, 7 September 2022.

Dalam simposium bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, Amerika Serikat, pada akhir Agustus 2022, Bos The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell juga telah dengan tegas menyatakan akan menuntaskan permasalahan inflasi sehingga tren suku bunga acuan akan terus naik.

"Harga komoditas yang sangat tinggi tentunya ini jadi momok juga, sehingga kita melihat stagflasi. Inflasi yang tinggi dan respons suku bunga tinggi itu akan menekan pertumbuhan. Ancaman stagflasi ini akan terus mengemuka," ujar Solikin.

Advertising
Advertising

Merespons kondisi inflasi yang masih tinggi ini, kata Solikin, BI jelas masih akan terus mendukung stabilitas sambil mendorong momentum pemulihan ekonomi yang masih berlangsung sepanjang 2022 ini. Khususnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah baik dari sisi inflasi maupun tekanan eksternal.

"Sehingga dalam konteks itu kebijakan moneter diarahkan pertama untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, apakah melalui intervensi atau yang baru melalui operational twist, melalui jual beli SBN di pasar sekunder, dan juga kita melakukan normalisasi likuidtas duluan," ucapnya.

Selanjutnya: Ada risiko stagflasi di sejumlah negara dan resesi di negara maju akibat kebijakan moneter agresif.

<!--more-->

Karena itu, saat rapat dewan gubernur (RDG) BI pada Agustus 2022, Solikin mengatakan, suku bunga acuan Bank Indonesia telah dinaikkan sebesar 25 basis poin, dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen. Hal itu tak lain sebagai langkah preemptive dan forward looking menghadapi tingkat inflasi.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen salah satunya didasari oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud yakni perlambatan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan risiko stagflasi.

Bank sentral, kata Perry, juga menilai masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. "Pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Cina berisiko lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disertai dengan risiko stagflasi di sejumlah negara dan resesi di negara maju sebagai dampak dari pengetatan kebijakan moneter yang agresif,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa, 23 Agustus 2022.

Adalah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 22-23 Agustus 2022 yang akhirnya memutuskan menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen tersebut. Adapun BI 7 day Reverse Repo Rate telah bertahan di level 3,5 persen sejak Februari tahun lalu.

Selain suku bunga acuan, Rapat Dewan Gubernur BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 3 persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

Baca: Terkini Bisnis: Faisal Basri Sebut Kenaikan Harga BBM Fenomena Global, Cerita Jokowi Sulit Bicara dengan Putin

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

4 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

22 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya