Gubernur BI Usul Gerakan Meronda Inflasi untuk Lindungi Rakyat, Apa Maksudnya?
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 4 September 2022 09:56 WIB
TEMPO.CO, Solo - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pentingnya gerakan nasional untuk mengendalikan inflasi pangan. Semua pihak, menurut dia, harus bekerja sama dalam mengatasi inflasi di Indonesia ini terlebih mengingat kondisi ekonomi dunia yang sedang menghadapi gejolak.
"Sekarang ini kondisi dunia sedang tidak menentu, karena Covid, ada perang, serta berbagai sebab lain sehingga harga energi dan harga pangan global tinggi," ujar Perry saat acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Solo Raya di Hotel Sunan Solo, Sabtu, 3 September 2022
Dia mencontohkan Cina yang saat ini masih memberlakukan lockdown yang berimbas pada masalah distribusi pasokan pangan global. Juga ada perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, padahal kedua negara itu adalah pemasok 20 persen harga energi dan pangan dunia. Akibat perang itu, terjadi kenaikan harga-harga di dunia.
Perry menambahkan, beberapa negara di dunia termasuk negara yang tingkat inflasinya tinggi juga berupaya menurunkannya dengan cara menaikkan suku bunga.
"Setelah suku bunga dikerek, tapi inflasi nggak turun, ekonominya malah nyungsep, sehingga berisiko resesi. Yang dirugikan dalam hal ini tentu saja rakyat," tutur Perry.
Oleh karena itu, menurut Perry, yang harus dilakukan pemerintah adalah melindungi rakyat Indonesia dari imbas naiknya harga-harga di pasar global agar tidak sampai menyebabkan harga-harga di dalam negeri ikut naik.
"Oleh karena itu kita perlu melindungi rakyat supaya harga-harga di luar negeri tidak menyebabkan kenaikan harga-harga di dalam negeri, khususnya harga pangan. Apalagi harga pangan ini langsung mengenai kesejahteraan rakyat," ucap dia.
Lalu, bagaimana caranya?
Perry mengatakan ada upaya yang bisa dilakukan, salah satunya dengan ronda inflasi.
Selanjutnya: "Meronda, siskamling, kita waspadai. Kalau ada bahaya, mari bersama lindungi rakyat."
<!--more-->
"Seperti halnya meronda, melakukan siskamling (sistem keamanan lingkungan), kita waspadai, pantau. Kalau terjadi suatu bahaya, mari kita guyub rukun, bersama-sama melakukan upaya untuk melindungi rakyat dari dampak global, mengatasi kenaikan harga, inflasi terkendali, ekonomi tumbuh," katanya.
Perry mencontohkan sinergi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Solo di bawah pimpinan Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), yang di dalamnya juga melibatkan BI Solo, dalam upaya mengendalikan tingkat inflasi di Solo. Di antaranya dengan menggela operasi pasar.
Cara lain, kata Perry, adalah dengan menjalin kerja sama antardaerah dengan erat, misalnya berbagai kota/kabupaten di wilayah Solo Raya. "Dengan kerja sama ini tujuannya supaya betul-betul kekurangan pasokan pangan di suatu daerah dapat dipenuhi oleh daerah lain."
Karena itu pula, GNPIP dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan sebagainya. Acara GNPIP Solo Raya itu juga dihadiri Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie OFP.
Dengan kolaborasi pemerintah dan Bank Indonesia, menurut Perry, akan diambil sejumlah langkah nyata antisipasi dan mitigasi risiko dari tren kenaikan inflasi melalui berbagai dukungan kebijakan untuk menjamin kecukupan pasokan dan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat.
"Langkah bersama pengendalian inflasi pangan membutuhkan upaya ekstra agar inflasi dapat sesuai sasaran dan kolaborasi bersama dalam pengendalian inflasi ini berdampak pada percepatan pemulihan ekonomi yang optimal dan menyejahterakan masyarakat," kata Perry.
Baca: Harga BBM Naik, Sri Mulyani: Subsidi Masih Dinikmati Mereka yang Punya Mobil
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.