Baru Satu Bank Asing Ikut BI-Fast, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Selasa, 30 Agustus 2022 14:25 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menerima 77 bank sebagai peserta BI-Fast. Tapi dari total angka tersebut, baru satu bank asing yang menjadi peserta sistem pembayaran ritel nasional yang cepat, nonstop, dan berbiaya maksimal hanya Rp 2.500 per transfer itu.

Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI Ida Nuryanti mengatakan, satu bank asing itu adalah Citibank NA. Citibank masuk sebagai peserta BI-Fast sejak awal dibukanya kepesertaan gelombang 1 pada 21 Desember 2021, namun hingga kini belum ada lagi.

"Baru 1 bank asing memang dan satu lembaga nonbank yaitu KSEI jadi peserta," kata Ida saat taklimat media, Selasa, 30 Agustus 2022.

Ida menjelaskan, minimnya bank asing yang menjadi peserta BI-Fast bukan karena rendahnya peminat mereka. Ia menyatakan hal tersebut lebih disebabkan prosedur perluasan layanan mereka yang cukup rumit dari sisi administrasi, sehingga prosesnya lama.

"Bank asing untuk meluaskan layananya mereka harus di-direct lagsung dari headquarter nya ini yang memerlukan proses, dari sisi administrasinya," ujar Ida.

Advertising
Advertising

Oleh sebab itu, Ida mengatakan, untuk gelombang penerimaan kepersertaan yang kelima, bank asing-bank asing baru mulai berani untuk menyatakan komitmennya agar bisa menjadi BI-Fast. Dia mengatakan, pada gelombang ke-5 akan ada 3 bank asing yang masuk.

"Jangan khawatir, di batch kelima ada 3 komitmen bank asing masuk. Jadi kita yakin di batch selanjut bank asing masuk jadi peserta BI-Fast," ucap Ida.

Selanjutnya: 77 peserta BI-Fast mewakili 85 persen pangsa sistem pembayaran ritel nasional.

<!--more-->

Komitmen 3 bank asing itu, kata Ida, menjadi bagian dari 49 bank yang telah menyatakan komitmennya untuk menjadi peserta BI-Fast saat dibukanya gelombang kelima. Ihwal waktu pembukaan gelombang, Ida belum mengungkapkan tanggal pastinya.

"Batch 5 sudah ada komitmen 49 bank. Nanti kita lihat dari komitmen itu siapa yang sudah siap dan masuk. Untuk itu secara paralel kita lakukan check point," ujar dia.

Hingga gelombang keempat pada 29 Agustus 2022, 77 peserta BI-Fast yang ada saat ini sebetulnya sudah mewakili 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Tapi, kepersertaan akan terus dibuka untuk menekan biaya-biaya supaya lebih murah lagi, seperti biaya transfer yang Rp 2.500.

Implementasi BI-Fast oleh peserta kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi dan rencana peserta dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing.

Pada gelombang keempat, BI juga telah menambah layanan kebanksentralan melalui BI-Fast untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah.

Layanan BI-Fast secara bertahap akan diperluas mencakup layanan bulk credit atau seperti untuk layanan gaji, direct debit seperti untuk pembayaran tagihan listrik berkala, request for payment atau meneruskan inforamsi permintaan transfer dana, dan ke depan cross border retail payment.

Baca: Kenali 8 Jenis Kartu ATM BRI, Beserta Limit dan Biaya Adminnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya