Harga Pertalite Santer Diisukan Naik jadi Rp 10.000, Ekonom: Jokowi jadi Ragu karena ...

Kamis, 18 Agustus 2022 21:39 WIB

Sejumlah pengendara sepeda motor mengantre untuk mendapatkan BBM gratis jenis Pertalite di SPBU Rabam, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa, 16 Agustus 2022. Untuk memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI pihak SPBU Anugrah Djam Energi Kendari bekerjasama dealer sepeda motor Yamaha memberikan BBM Gratis bagi pemilik kendaraan sepeda motor. ANTARA FOTO/Jojon

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai harga pertalite yang santer dikabarkan dinaikkan menjadi Rp 10.000 per liter bakal memberatkan konsumen dan berdampak besar terhadap inflasi.

Dengan begitu, menurut dia, daya beli masyarakat akan turun dan berimbas pada melambatnya pertumbuhan ekonomi. “Itu yang membuat Persiden Joko Widodo alias Jokowi masih bimbang dan ragu. Karena tidak ingin momentum pertumbuhan yang mencapai 5,44 persen itu terganggu dengan kenaikan harga pertalite,” kata dia melalui sambungan telepon pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Dala hitungannya, kata Fahmy, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite naik dari Rp 7.650 idealnya menjadi maksimal Rp 9.250 per liter. “Paling tinggi naiknya itu Rp 9.250 untuk pertalite,” ujar dia

Menurut Fahmy, kenaikan harga itu juga bisa dilakukan sekaligus bertujuan untuk menekan disparitas pertalite dan pertamax. Dengan begitu, sebagian konsumen akan bermigrasi ke pertamax karena selisih harga dua jenis BBM itu tidak terlalu besar.

Selain itu, jika harga BBM dinaikkan, maka bebannya akan semakin berat bagi masyarakat. Fahmy berharap pemerintah lebih memilih menerapkan kebijakan membatasai penggunaan pertalite ketimbang menaikkan harga. “Maka saya menduga pemerintah akan menaikkan tadi, kalau Rp 10.000 menurut saya itu terlalu tinggi, paling Rp 9.250,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Alasannya, kata dia, harga Rp 9.250 masih bisa terjangkau oleh masyarakat sasaran pertalite yakni kelompok bawah. Namun sebetulnya jika dilihat datanya, 60 persen dari konsumen pertalite itu sesungguhnya tidak berhak memperoleh subsidi.

Artinya hanya 40 persen saja yang sebenarnya berhak mendapatkan subsidi. “Nah perkara itu kenapa Rp 9.250, supaya disparitas dengan pertamax tidak terlalu tinggi. Sehingga kemudian yang 60 persen itu akan pindah ke pertamax. Harapannya adalah seperti itu,” ucap dia.

Selanjutnya: Kenaikan harga pertalite jadi Rp 10.000 bakal picu inflasi hingga 6,5 persen.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

6 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

6 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

8 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

11 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

12 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

13 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

15 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

16 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya