RRI Raih Penghargaan Most Engaging Media dari BMKG
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 9 Agustus 2022 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Radio Republik Indonesia atau RRI meraih penghargaan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai Most Engaging Media, atau media yang paling banyak melibatkan publik dalam berbagai programnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan penghargaan tersebut dalam peringatan Hari Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Nasional (HMKGN) yang ke-75 di Jakarta, Senin, 8 Agustus 2022. Dwikorita menjelaskan tantangan yang dihadapi BMKG ke depan sangat berat, mengingat kondisi ekstrem yang kerap menerjang Indonesia, mulai badai hingga tsunami.
Adapun BMKG bekerjasama dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dan sejumlah mitra dalam hal penyebarluasan informasi publik di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika melalui media elektronik. RRI menjadi salah satu media yang menyiarkan informasi bencana dan disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Direktur Utama LPP RRI Hendrasmo, BMKG memberikan penghargaan itu karena RRI telah menjadi bagian penting dalam penyebarluasan informasi publik di bidang metereologi, klimatologi dan geofisika.
“Saya kira ini merupakan wujud nyata kerjasama RRI dengan BMKG yang telah dilakukan selama ini," tutur Hendrasmo melalui keterangan tertulis pada Selasa, 9 Agustus 2022.
Ia menyatakan RRI dan BMKG pada dasarnya memiliki tugas yang hampir sama, di antaranya dalam penyebarluasan informasi, dan edukasi kepada publik.
<!--more-->
Hendrasmo menyebutkan salah satu program RRI yang menjadi sorotan adalah Kentongan. Program tersebut, kata dia, merupakan serangkaian tanggung jawab RRI sebagai LPP untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana.
Program penyadaraan kebencanaan dilakukan dengan melibatkan langsung publik. Informasi bencana disampaikan oleh publik sehingga terjadi saling edukasi perihal langkah-langkah antisipasi kebencanaan.
Di sisi lain, Hendrasmo mengatakan RRI akan terus membuka seluas-luasnya keterlibatan publik dalam rangka membuat konten yang mencerahkan, mencerdaskan dan memberdayakan serta mempersatukan bangsa.
Menurut dia, selama ini melalui Programa satu atau Pro 1 di daerah, telah menjadikan RRI sebagai radio pembangunan. Karena sifatnya yang lokal, maka RRI dinilai lebih mampu mengumpulkan para stakeholder di daerah untuk memperkuat proses pembangunan.
“Dan hingga saat ini RRI hadir di 67 daerah di seluruh Indonesia plus 40 stasiun produksi di daerah di luar itu, untuk memperkuat perannya.” kata Hendrasmo.
Baca: Luhut Klaim Utang Indonesia Rp 7.000 Triliun Terkecil di Dunia, Bagaimana Datanya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.