Menengok Lagi Pelonggaran Ekspor Minyak Sawit: Pencabutan Larangan hingga Stop Pungutan

Senin, 18 Juli 2022 18:19 WIB

Presiden Joko Widodo mengumumkan pencabutan larangan ekspor CPO dan produk turunannya mulai Senin depan.

TEMPO.CO, Jakarta -Kebijakan larangan ekspor CPO yang sempat dikeluarkan Presiden Joko Widodo merupakan tanggapan pemerintah atas kelangkaan minyak sawit yang terjadi di Indonesia. Namun, kebijakan larangan yang dikeluarkan oleh Presiden ini ternyata menimbulkan masalah baru bagi rakyat, terutama petani sawit.

Selain itu, kebijakan ini terlalu terburu-buru untuk ditetapkan. Akhirnya, pada 23 Mei 2020, Presiden Joko Widodo mencabut larangan kebijakan tersebut. Akibatnya, kegiatan ekspor minyak sawit kembali longgar.

Berikut fakta-fakta pelonggaran kebijakan ekspor minyak sawit ini?

1. Presiden Joko Widodo sudah mendengar suara rakyat

Pencabutan kebijakan larangan ekspor minyak sawit dan minyak goreng tentu saja disambut hangat oleh rakyat, terutama petani sawit. Salah seorang Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) sekaligus sebagai Anggota Komisi VI DPR RI, Rudi Hartono. Melansir laman dpr.go.id, Rudi mengatakan “aspirasi rakyat, khususnya petani sawit, sudah didengar oleh Presiden sehingga beliau kembali melonggarkan ekspor minyak sawit.”

Advertising
Advertising

Saat kebijakan larangan ekspor minyak sawit dikeluarkan, para petani sawit mengeluhkan dampak kerugian yang diterimanya. "Pertimbangan 17 juta orang di industri sawit, baik petani maupun pekerja maka saya putuskan ekspor minyak goreng dibuka kembali pada Senin, 23 Mei 2022," ucap Joko Widodo dalam konferensi pers pada, 19 Mei 2022.

2. Terdapat tiga penyebab Presiden melonggarkan ekspor minyak sawit

Dalam konferensi pers pada Kamis, 19 Mei 2022, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ada tiga penyebab mengapa beliau kembali membuka keran ekspor minyak sawit dan minyak goreng.

Pertama, turunnya harga minyak goreng curang dari Rp19.800 per liter menjadi Rp17.200-Rp17.600 per liter, setelah kebijakan ekspor minyak sawit dilarang sejak 28 April 2022. Harga tersebut diambil ketika Presiden melakukan survei di pasar-pasar secara langsung. Kedua, pasokan minyak sawit dan minyak goreng juga bertambah di pasaran. Awalnya, hanya 64 ribu ton pasokan saja menjadi 211 ribu ton per bulan. Ketiga, Presiden mempertimbangkan belasan juta tenaga kerja yang mengais nafkah di industri sawit. Mereka banyak terdampak karena larangan ekspor minyak sawit.

3. Kebijakan pelonggaran larangan ekspor minyak sawit sudah diprediksi

Pada 28 April 2022, Presiden membuat kebijakan pelarangan ekspor produk minyak sawit atau crude palm oil (CPO) di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian, pada 23 Mei 2022, Presiden mencabut larangan tersebut.

Seorang Pengamat Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menyatakan bahwa kebijakan yang ditetapkan Presiden tentang ekspor minyak sawit ada polanya. Presiden melarang kebijakan ekspor minyak sawit sebagai kebijakan sesaat untuk menunjukkan bahwa beliau menunjukkan empatinya kepada isu minyak goreng.

Polanya sudah terlihat, ketika kebijakan larangan ekspor diterapkan, pasti Presiden akan kembali membuka keran ekspor dalam waktu dekat. Terbukti pada akhir Mei 2022, Presiden melonggarkan kembali ekspor minyak sawit dan minyak goreng. Mengutip laman bisnis, Achmad mengungkapkan “Kebijakan itu ada polanya. Presiden Joko Widodo dikelilingi banyak orang-orang yang bersentuhan dengan kepentingan oligarki. Jadi, tidak mungkin ada kebijakan yang melawan oligarki itu.”

4. Pemerintah menghapus tarif pungutan ekspor untuk segala macam produk minyak sawit sampai 31 Agustus 2022

“Langkah yang dilakukan pemerintah ini sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi stok yang tinggi,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu pada, Sabtu 16 Juli 2022. Penghapusan tarif pungutan ini bertujuan agar lebih mendukung kegiatan ekspor.

Keputusan ini diterapkan agar dapat semakin menekan harga minyak sawit Malaysia yang telah turun sekitar 50 persen sejak akhir April ke level terendah lebih dari satu tahun.

RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga : Gapki: Stok Minyak Sawit Meningkat tapi Ekspor rendah

Berita terkait

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

10 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

45 hari lalu

Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Minyak Makan Merah yang Diklaim Jokowi Lebih Murah dan Bergizi?

51 hari lalu

Apa Itu Minyak Makan Merah yang Diklaim Jokowi Lebih Murah dan Bergizi?

Minyak makan merah merupakan produk dari minyak sawit mentah yang setelah proses penyulingan tidak dilanjutkan ke proses-proses selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pamer Minyak Makan Merah: Harga Lebih Murah dan Bakal Jadi Tren

53 hari lalu

Jokowi Pamer Minyak Makan Merah: Harga Lebih Murah dan Bakal Jadi Tren

Jokowi menilai penggunaan minyak makan merah akan menjadi tren yang baik, dalam urusan goreng-menggoreng makanan di waktu-waktu mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi ke Sumut, Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah

54 hari lalu

Jokowi ke Sumut, Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah

Dalam kunjungannya kali ini, Jokowi diagendakan untuk meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Harga Referensi CPO Naik, Bea Keluar-Pungutan Ekspor Jadi US$ 93 Per Ton

16 Januari 2024

Harga Referensi CPO Naik, Bea Keluar-Pungutan Ekspor Jadi US$ 93 Per Ton

Harga referensi minyak kelapa sawit menta (CPO) untuk tarif bea keluar dan pungutan ekspor naik signifikan. Bea keluar jadi US$ 18 per ton.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tak Kunjung Bayar Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp 344 Miliar, Ombudsman Surati Airlangga Hartarto

28 November 2023

Pemerintah Tak Kunjung Bayar Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp 344 Miliar, Ombudsman Surati Airlangga Hartarto

Ombudsman mengirim surat ke Airlangga Hartarto lantaran pemerintah tak kunjung membayar utang rafaksi minyak goreng Rp 344 miliar kepada pengusaha.

Baca Selengkapnya

India dan Pakistan Jadi 2 Negara Tujuan Ekspor Minyak Sawit Terbesar RI, Ini Sebabnya

3 November 2023

India dan Pakistan Jadi 2 Negara Tujuan Ekspor Minyak Sawit Terbesar RI, Ini Sebabnya

Permintaan terhadap minyak sawit mentah ke negara-negara Asia Selatan diperkirakan terus meningkat, seperti ke India dan Pakistan.

Baca Selengkapnya

Industri Kelapa Sawit Tahun Ini Suram, Gapki Beberkan dari Sisi Harga, Produksi, El Nino hingga..

2 November 2023

Industri Kelapa Sawit Tahun Ini Suram, Gapki Beberkan dari Sisi Harga, Produksi, El Nino hingga..

Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, mengatakan kinerja industri kelapa sawit tahun ini tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Begini penjelasan lengkapnya

Baca Selengkapnya