Kala TP Rachmat Sebut Pendidikan Paripurna Tak Hanya Ajarkan Pengetahuan, tapi..

Sabtu, 4 Juni 2022 16:36 WIB

Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat menempati posisi ke-15 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan 3,2 miliar dolar AS per 3 Januari 2022. Ia merupakan pendiri Triputra Group yang bergerak di agribisnis, manufaktur, dan pertambangan. Teddy pun tercatat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan dan pemilik saham minoritas di perusahaan tambang batu bara Adaro Energy. YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan CEO Grup Astra Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat mengajak tiap pihak untuk terlibat aktif dalam berperan serta menciptakan Indonesia yang Raya melalui profesi masing-masing. Termasuk di dalamnya adalah membangun pendidikan yang utuh dan menyeluruh.

Ia yakin, meskipun ada berbagai perbedaan, tiap orang punya satu harapan dan amanat yang sama. "Apapun profesi kita, agama kita, status sosial kita, berapapun usia kita, pada akhirnya kita mengemban amanat yang sama: membangun generasi penerus yang lebih baik dari kita," ujar TP Rachmat dalam pidatonya ketika menerima Paramadina Award, Sabtu, 4 Juni 2022.

Pendiri Triputra Group ini mengapresiasi upaya pemerintah dalam mereformasi pendidikan secara intensif, merombak birokrasi, serta membangun kurikulum yang lebih utuh dan menyeluruh.

Selain itu, kata dia, upaya pemerintah menempatkan talenta-talenta hebat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia harus didorong. Sebab, peran pendidikan dinilai sangat penting.

Pria yang pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia di urutan ke-15 versi Majalah Forbes pada tahun 2021 ini mengungkapkan, hanya dengan penduduk yang terdidik, maka masalah-masalah dasar seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan dapat terhindarkan.

Advertising
Advertising

Pendidikan yang paripurna, menurut dia, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan paripurna menanamkan pondasi yang kokoh dalam hal nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar.

"Ilmu pengetahuan semata, bisa saja membawa bangsa pada kemajuan dan skala ekonomi yang mengagumkan," tuturnya. " Namun tanpa nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, serta cara berpikir yang benar, sebuah bangsa akan sulit mencapai peradaban yang jaya, mulia, dan langgeng."

Oleh karena itu, TP Rachmat berharap, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah terhadap pendidikan konsisten dijalankan dan tak putus di tengah jalan karena perubahan pemerintahan. Dengan begitu, masa mendatang, semua upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah di bidang pendidikan dapat berdampak besar bagi kualitas generasi penerus bangsa.

BISNIS

Baca: Perbandingan Sponsor Formula E Jakarta dengan MotoGP Mandalika

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

1 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

4 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

5 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

5 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

5 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

6 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Astra International Tebar Dividen Rp 21 T, Dapat Rp 519 per Saham

6 hari lalu

Astra International Tebar Dividen Rp 21 T, Dapat Rp 519 per Saham

Astra International akan bagi-bagi dividen tunai tahun buku 2023 mencapai Rp 21 triliun atau Rp 519 per saham. Ada Rp 12,8 triliun laba ditahan.

Baca Selengkapnya

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

8 hari lalu

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

Hartono bersaudara merupakan pemilik beberapa perusahaan mentereng termasuk Perusahaan Rokok Djarum, profil Budi Hartono yang genap berusia 83 tahun.

Baca Selengkapnya