Boom Comodity Bantu Kinerja Bank
Jumat, 20 Mei 2022 10:19 WIB
INFO BISNIS - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa kinerja perbankan terus menunjukkan akselerasi. Terlihat dari sejumlah sektor yang mengalami pemulihan, seperti sektor pertambangan, transportasi, pergudangan, konstruksi, dan perdagangan.
Kinerja sektor pertambangan yang membaik ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas akibat pandemi Covid-19 dan ketegangan perang antara Rusia dan Ukraina. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara, hingga nikel.
Kenaikan harga komoditas tersebut turut menyebabkan kualitas kredit perbankan pada sektor tersebut juga mulai pulih. Bhima menyebut, peningkatan harga komoditas merupakan momentum yang perlu diambil industri perbankan untuk kembali memperbaiki kualitas kreditnya di sektor pertambangan.
"Bank idealnya meningkatkan penyaluran ke sektor yang sesuai standar ESG salah satunya adalah EBT. Tapi dalam praktiknya terdapat pertimbangan bahwa momentum boom commodity masih akan dimanfaatkan untuk recovery kredit secara cepat. Ada dilema," ujar Bhima, Selasa, 11 Mei 2022.
Di sisi lain, perbankan juga tetap menyalurkan dan meningkatkan pembiayaan hijau. Terlebih tahun ini pembiayaan hijau seperti energi baru dan terbarukan (EBT) diprediksi semakin subur digencarkan oleh perbankan. Pembiayaan hijau ini menjadi bagian dari perbankan untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Bhima juga menjelaskan bahwa prospek pertumbuhan kredit perbankan masih akan positif sepanjang kuartal II tahun ini. "Dipengaruhi pertumbuhan kredit investasi di sektor pertambangan dan perkebunan, sementara itu pelonggaran mobilitas akan mendorong kredit segmen jasa akomodasi dan transportasi," ucap dia.
Melihat prospek tersebut, perbankan juga harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Sehingga, pertumbuhan kredit dibarengi dengan perbaikan kualitas kredit dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional. (*)