Perbanyak Utang, Bank Sentral Gadaikan Rupiah  

Reporter

Editor

Jumat, 6 Februari 2009 16:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia meminta penambahan pinjaman Bilateral Swap Agreement (BSA) dari Jepang untuk memperkuat cadangan devisa. Per akhir Januari, cadangan devisa turun menjadi US$ 50,9 miliar (Rp 602 triliun) dari posisi Desember 2008 sebesar US$ 51,639 miliar (Rp 611 triliun).

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom mengatakan, Indonesia sudah menandatangani pinjaman BSA dengan Jepang sebesar US$ 6 miliar atau Rp 71 triliun. "Sekarang kita sedang menegosiasikan kembai untuk menambah plafon. Besarnya diputuskan pekan depan," kata Miranda di Jakarta, Jumat (6/2).

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Boediono akan menjajaki kemungkinan penambahan cadangan devisa Indonesia dari sejumlah negara. Untuk pinjaman dari Jepang diperkirakan tuntas negosiasinya pada akhir bulan ini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono pernah mengungkapkan, Indonesia siap menggunakan fasilitas pinjaman bilateral untuk menambah cadangan devisa sebesar US$ 12 miliar (Rp 142 triliun). Perinciannya, dari Jepang sebanyak US$ 6 miliar (Rp 71 triliun), Cina US$ 4 miliar (Rp 47 triliun), dan Korea Selatan US$ 2 miliar (Rp 22 triliun).

Mekanisme pinjaman dari Jepang akan dilakukan dengan menjaminkan rupiah. Maksudnya, bank sentral akan meminjam dalam beberapa bulan ke depan. Pinjaman ini dijamin dengan rupiah, namun pada saatnya nanti akan dikembalikan.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya