Selama ini, kata Ambar, rotan setengah jadi yang dikirimkan antarpulau dikenakan pajak sebesar sepuluh persen. "Pajak itu membuat produk jadi lebih mahal," ujar dia. Ujungnya, mebel rotan buatan Indonesia sulit bersaing di pasar ekspor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani sempat mengumumkan akan memberi fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah untuk tujuh belas sektor. Rotan disebut akan dialokasikan pembebasan pajak sebesar Rp 100 miliar. Namun, rencana tersebut dibatalkan karena stimulus pada bahan baku dianggap tak akan langsung menurunkan harga barang jadi.
Asosiasi memperkirakan, krisis finansial akan menyebabkan pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan tahun ini melorot menjadi 5 persen, padahal tahun lalu sebesar 11 persen. Pada 2008, ekspor tercatat sebesar US$ 2,55 miliar (Rp 28,6 Triliun), tumbuh 11 persen dari US$ 2,3 miliar ketimbang 2007. Sedangkan tahun ini ekspor diramalkan berada di kisaran US$ 2,68 miliar (Rp 30,3 triliun).
BUNGA MANGGIASIH