The Fed Naikkan Suku Bunga, Analis: Saham IPO GoTo Berisiko Goyang

Kamis, 17 Maret 2022 11:38 WIB

Sejumlah mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat 28 Mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta -Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif hingga 6 kali lebih banyak di tahun 2022 ini. Langkah tersebut berisiko menggoyang permintaan penawaran saham perdana (IPO) PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia, Lionel Priyadi menyebutkan, langkah The Fed yang menaikkan suku buka lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya dapat berimbas bagi kenaikan suku bunga Bank Indonesia. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada laju perdagangan startup teknologi dan unicorn yang ada, khususnya bagi GoTo yang tengah gencar IPO.

“Kami menyarankan untuk mempertimbangkan sektor dengan interest sensitif, khususnya startup teknologi dan unicorn. Sangat disayangkan GoTo memilih momen yang kurang tepat untuk IPO,” ujar Lionel dalam keterangan tertulis, 17 Maret 2022.

The Fed telah memperkirakan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang melonjak pada akhir 2022 mendatang di angka 4,3 persen. Jumlah ini melampau proyeksi sebelumnya yakni 2,7 persen.

Oleh karena itu, The Fed meningkatkan proyeksi suku bunga menjadi 2 persen pada akhir tahun ini. Suku bunga akan semakin meningkat hingga 2,75 persen pada akhir tahun 2023 mendatang.

Advertising
Advertising

Langkah agresif The Fed berpotensi menempatkan Bank Indonesia untuk turut mengambil kebijakan menaikkan suku bunga 6 kali 25 bps menjadi 5 persen dari saat ini sebesar 3,5 persen.

Apabila Bank Indonesia tidak mengikuti suku bunga The Fed, akan berisiko melemahkan nilai tukar rupiah akibat capital outflow. Dengan ketidakpastian situasi perekonomian di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina saat ini yang mendorong inflasi, profitabilitas saham terutama yang baru saja melantai seperti GoTo nantinya dapat mengalami penurunan.

Baca Juga: Prediksi Indef Soal Performa Saham GoTo Dibandingkan Bukalapak

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

11 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

17 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya