Harga Aset Kripto Terus Merosot, Apa Penyebabnya?

Reporter

M. Faiz Zaki

Senin, 24 Januari 2022 20:39 WIB

Ilustrasi aset kripto. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut beberapa faktor penyebab menurunnya harga aset kripto dalam beberapa waktu terakhir ini.

“Pertama adalah masalah bank sentral Amerika (The Fed) akan menaikkan suku bunga. Kedua, tentang krisis yang terjadi di Ukraina dan Rusia,” ujar Ibrahim saat dihubungi oleh Tempo pada Senin, 24 Januari 2022.

Menurutnya, Federal Reserve memberi kode akan menaikkan suku bunga pada Maret nanti. Itu sempat memberi angin segar pada aset kripto pada awal Januari, terutama Bitcoin yang bertengger di level kurang lebih US$ 43 ribu.

Tidak bertahan lama, koin berkapitalisasi pasar paling besar itu terjun lagi ke level US$ 36 ribu. Nasib Ethereum pun demikian, awal tahun bertengger di sekitar US$ 4.300 ikut merosot di kisaran US$ 2.000.

Ibrahim menjelaskan, investor banyak melepas koin-koinnya karena situasi geopolitik di Eropa Timur dan Asia Timur sedang kurang bersahabat bagi penambang kripto. Pasalnya, Cina sebagai negara penambang kripto paling banyak nomor satu di dunia sedang tidak bersahabat akibat pemerintah membatasi aktivitas penambangan aset digital tersebut.

Kemudian ketegangan antara Cina dan Taiwan juga ikut menyebabkan harga Bitcoin tidak naik signifikan. Persoalan sejarah masa lalu tersebut kian memanas pada 2021, sehingga mengakibatkan penambangan kripto tidak stabil.

Lalu persoalan konflik politik di Kazakstan pada awal Januari 2022 semakin memuncak yang berujung pada kerusuhan di tengah masyarakat. Negara penambang kripto terbanyak kedua ini pun akhirnya membatasi listrik dan akses internet bagi warganya, sehingga pencari koin kripto sangat terganggu.

Selain itu, Ibrahim melihat situasi politik Rusia dan Ukraina semakin memanas yang berpotensi terjadinya perang terbuka. Pada konflik ini sendiri Rusia dibantu oleh Cina, dan Ukraina disokong oleh Amerika Serikat dan negara-negara NATO (The North Atlantic Treaty Organization).

“Pada saat terjadi kekacauan geopolitik, di semenanjung Baltik ini kemungkinan besar masyarakat akan kembali mengoleksi koin. Karena apa? Permintaan koin cukup tinggi, tapi barangnya tidak ada,” ujar Ibrahim.

Posisi Rusia adalah negara penambang ketiga terbesar di dunia. Sehingga adanya konflik geopolitik dengan Ukraina menimbulkan kekhawatiran bagi para penambang di sana dan investor masih menunda membeli koin.

Ibrahim menilai, tahun 2022 ini kemungkinan besar support resistance-nya cukup panjang. Misalnya, harga saat itu di level US$ 2.000 untuk Ethereum, kemungkinan naik lagi ke level US$ 5.000.

“Jadi investor-investor yang melakukan investasi, sekarang sedang menunggu di harga paling rendah. Apakah benar Ethereum mencapai di level US$ 2.000? Berarti apa? Pada saat menyentuh di level US$ 2.000 kemudian terjadi geopolitik di Ukraina dan Rusia, ini kemungkinan besar akan melakukan pembelian long term,” ujar Ibrahim.

Berdasarkan coinmarketcap.com pada pukul 18.00 WIB, harga aset kripto Bitcoin turun 5,36 persen di harga sekitar US$ 33.600. Untuk Ethereum berada pada harga US$ 2.200 dengan penurunan sebesar 9,99 persen dalam 24 jam terakhir.

M FAIZ ZAKI

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

9 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

10 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

10 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

15 hari lalu

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan untuk waspada terhadap pola baru tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya