Rupiah Melemah ke Rp 14.364 per USD Menjelang Keputusan Suku Bunga Acuan BI
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 19 Januari 2022 16:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam perdagangan Rabu sore ini ditutup melemah 28 poin ke level Rp 14.364, dari penutupan sebelumnya di level R 14.336 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim menjelaskan pergerakan rupiah yang melemah ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
Dari sisi internal, salah satunya datang dari pelaku pasar yang masih wait and see hasil terhadap dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada hari ini sampai Kamis besok.
"Pasar akan merespons keputusan terkait suku bunga acuan BI atau BI rate yang akan diketahui pada Kamis ini," kata Ibrahim, Rabu, 19 Januari 2021.
Pengaruh internal berikutnya datang dari keputusan Kementerian Keuangan yang sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 455,62 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022. Jumlah anggaran ini turun dari tahun 2021 yang mencapai Rp 744,77 triliun dan terealisasi sementara sebanyak Rp 658,6 triliun.
Menurut Ibrahim, alokasi kesehatan di PEN ini ditetapkan under budgeting karena realisasinya yang akan naik apabila terjadi peningkatan kasus. Sementara itu, untuk vaksinasi menurutnya relatif bagus, karena realisasinya yang rendah, karena hibah.
Sementara, pengaruh eksternal masih datang dari nilai tukar dolar yang naik pada Rabu pagi di Asia, dengan kenaikan imbal hasil yang mendorongnya kembali di atas level support yang belum tercapai dalam beberapa bulan terakhir. "Karena ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan," kata Ibrahim.
<!--more-->
Menurut Ibrahim, investor bersiap untuk keputusan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) berikutnya yang akan dijatuhkan pada 26 Januari 2022. "Bank sentral diperkirakan akan mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mengekang tingkat inflasi yang terus tinggi," ujarnya.
Ibrahim memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi dalam 2022. Penguatan dolar dapat berlanjut jika investor mulai mengharapkan suku bunga naik tidak hanya lebih cepat tetapi juga lebih jauh.
Lalu, pengaruh lain datang dari hasil survei Reuters terhadap sejumlah ekonom yang memperkirakan inflasi zona euro akan jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sepanjang 2022, dibandingkan dengan ekspektasi pada Desember 2021. Situasi ini dinilai dapat menekan Bank Sentral Eropa untuk memperketat kebijakan moneter begitu penyebaran varian omicron Covid-19 mereda.
Selain itu, Ibrahim menyebut ketegangan Amerika Serikat dan Rusia atas Ukraina juga ada di radar investor. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa pada hari Jumat depan terkait isu ini.
Lebih jauh, Ibrahim memprediksi kurs rupiah terhadap dolar AS kemungkinan dibuka berfluktuatif pada perdagangan Kamis besok. "Namun ditutup melemah di rentang Rp 14.340 sampai Rp14.400," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada hari yang sama.
Baca: Cerita Konsumen Kecele Tak Temukan Minyak Goreng Rp 14.000 di Jalan Ciapus Bogor
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.