TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat mulai membidik Non-fungible token (NFT) untuk menjadi objek pajak seiring dengan derasnya perhatian investor terhadap pasar aset kripto senilai US$ 44 miliar ini. Hal ini menjadi kejutan terbaru dari Washington bagi peminat NFT.
Saat ini, kebijakan perpajakan pada token ini belum jelas, membuat kolektor NFT panik untuk menghitung berapa banyak yang harus mereka keluarkan. Pajak ini akan memburu penggemar NFT seperti Justin Bieber hingga Melania Trump yang nilainya mencapai miliaran dolar dan tarif setinggi 37 persen, menurut ahli pajak.
Pejabat Internal Revenue Service (IRS), badan pengumpul pajak AS, mengatakan sudah siap menindak keras pengemplang pajak.
Chief Operating Officer TokenTax Arthur Teller memperkirakan total tagihan pajak NFT bisa mencapai miliaran dolar AS. Untuk beberapa orang tidak akan menyadari bahwa mereka berutang pajak setiap tiga bulan dan mungkin akan menghadapi hukuman hanya karena mengajukan pengembalian tahunan, kata salah satu pendiri TokenTax Zac McClure.
Besarnya uang yang dipertaruhkan mendorong IRS untuk memperjelas aturannya. Mantan kepala penasihat IRS yamng sekarang mitra Gibson Dunn & Crutcher, Michael Desmond mengatakan lembaga itu akan mengaudit orang-orang terlebih dahulu. Para investigator IRS sedang mempersiapkan kemungkinan lonjakan kasus pengemplangan pajak pada tahun ini.
“Kami mungkin akan melihat masuknya potensi penghindaran pajak jenis NFT, atau kasus penghindaran pajak aset kripto lainnya," kata Jarod Koopman, Direktur Eksekutif Layanan Siber dan Forensik di divisi investigasi kriminal IRS pada Sabtu, 15 Januari 2022.