Sri Mulyani Berharap Ekonomi Bali Diversifikasi, Tak Cuma Andalkan Pariwisata
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 16 Januari 2022 09:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap Bali mulai melakukan diversifikasi pasar untuk mengandalkan kegiatan ekonomi di sektor lain, seperti pertanian. Dia melihat pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran sehingga ke depan, Pulau Dewata tak boleh hanya menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara Gebyar UMKM yang dihelat Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di Ubud, Bali. Sri Mulyani melihat, Bali memiliki potensi besar karena memiliki sistem subak dan lahan untuk pertanian organik.
Bali bisa memanfaatkan sektor pertanian selagi permintaan pasar dunia untuk produk pertanian organik sangat tinggi. Selain pertanian, Sri Mulyani melihat UMKM di Pulau Dewata mesti diberdayakan. Dia menyatakan pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha agar sektor UMKM bisa terus tumbuh dan melakukan ekspansi ke pasar global.
“Pemerintah memberikan technical asistance, misalnya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai, membantu UMKM melalui unit teknis untuk menembus pasar ekspor,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Sabtu petang, 15 Januari 2022.
Dia berharap agar pandemi segera teratasi dan ekonomi pulih lagi. Dengan demikian, pangsa pasar UMKM akan berkembang dan bisa bangkit setelah sektor pariwisata membaik.
Adapun pameran produk UMKM yang digelar di Ubud menghadirkan berbagai produk kerajinan khas Bali. Misalnya, anyaman kulit bambu, batok kelapa, tenun ikat dan uang kepeng, produk minyak urut, sampai produk arak bali dan kopi.
<!--more-->
Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah mengatakan kontribusi UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 61,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
UMKM juga mampu menyerap 97 persen total tenaga kerja dan sekitar 60 persen dari total investasi di Indonesia. “PIP sebagai salah satu lembaga yang mendukung perkembangan usaha ultra mikro di Indonesia akan membantu upaya menggerakkan ekonomi di sektor mikro dan ultra mikro agar bisa meningkat dan berkembang,” kata dia.
Pada akhir 2021, PIP telah menyalurkan Rp 18,07 triliun pinjaman ultra mikro (UMi) kepada lebih dari 5,39 juta orang debitur di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pada 2022, PIP menargetkan penyaluran pembiayaan UMi akan menjangkau 2 juta orang pelaku usaha ultra mikro.
Khusus Bali, penyaluran UMi dilakukan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, Koperasi Krama Bali, dan Koperasi UGT Nusantara. Modal itu diklaim telah menjangkau 15.899 pelaku usaha dengan nilai mencapai Rp 65,59 miliar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Sri Mulyani Sebut Insentif Fiskal Impor Vaksin 2021 Capai Rp 8,33 Triliun