Sudah Punya 41 Jaringan, John Riady: Siloam Akan Terus Bangun RS Baru
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 30 Desember 2021 13:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady menyampaikan sejumlah kinerja dan rencana dari anak perusahaan, PT Siloam Internasional Hospitals Tbk (SILO). John menyebut perusahaan terus menambah jumlah jaringan mereka, yang saat ini mencapai 41 rumah sakit di 23 kota seluruh Indonesia.
Sebanyak 14 ada di Jabodetabek dan 7 di Jawa selain Jabodetabek. Lalu, sebanyak 5 rumah sakit di Sumatera, 6 di Bali dan Nusa Tenggara, 3 di Kalimantan, 5 di Sulawesi, dan terakhir 1 di Maluku. Keseluruhan jaringan ini ditopang oleh 2.700 dokter umum dan spesialis, serta lebih dari 15.000 perawat dan staf pendukung.
“SILO akan terus membangun rumah sakit baru,” kata cucu dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ini, dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.
John menyebut tujuan ekspansi ini agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang memperoleh layanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional. “Kebutuhan akan layanan rumah sakit masih sangat besar di Indonesia,” kata John.
Komitmen ini disampaikan John usai dilakukannya groundbreaking Rumah Sakit Internasional Bali di Denpasar, Bali, Senin kemarin. Saat itu, Jokowi menyebut rumah sakit ini akan bekerja sama dengan Mayo Clinic dari Amerika Serikat.
"Kalau ini jadi, kami harapkan tidak ada lagi rakyat kita, masyarakat kita, yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," kata Jokowi dalam sambutannya.
<!--more-->
Sementara, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pihaknya akan mengkonsolidasikan rumah sakit agar membantu Bali mempunyai pariwisata baru di bidang kesehatab. Erick melihat selama ini potensi domestik untuk wisata kesehatan sangat tinggi. “Hampir 2 juta masyarakat berobat ke luar negeri (setiap tahun). Devisa keluar banyak,” kata dia.
Siloam pun menyambut baik rencana Jokowi ini. John lalu mengatakan populasi Indonesia saat ini mencapai 270 juta orang. Tapi, belanja sektor kesehatan hanya sekitar 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Padahal potensi industri kesehatan Indonesia sangatlah besar,” kata dia.
Meski demikian, John mengungkapkan bahwa saat ini kemampuan dan kualitas rumah sakit di dalam negeri tidak kalah bagus dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di luar negeri. Ia mencontohkan kondisi saat meningkatnya pasien non-Covid 19 di Siloam selama pandemi berlangsung.
John merasa yakin dengan patient experience yang ada, pasien-pasien tersebut akan tetap berobat di SILO. “Pelayanan di SILO tidak kalah dibanding luar negeri. Pengalaman bagus yang telah dialami pasien akan tetap kita jaga,” kata dia.
Di sisi lain, John menyebut SILO juga terus melakukan pengambangan lain. Mulai dari meluncurkan layanan digitalnya melalui aplikasi MySiloam hingga layanan telehealth yang terhubung dengan 1000 dokter. Selain itu, saat ini SILO juga telah resmi masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap.
Upaya-upaya ini membuat SILO ikut mendongrak kinerja LPKR. Hingga September 2021, pendapatan properti LPKR meningkat 26,2 persen (year on year/yoy) atau menjadi Rp 2,99 triliun. Lalu untuk properti sewa naik 71,2 persen (yoy) atau menjadi Rp 2,07 triliun. Sementara untuk kesehatan meningkat 46,7 persen, atau menjadi Rp5,89 triliun.
“SILO telah mencatatkan tren positif hingga kuartal III 2021. Total pendapatan yang berhasil dibukukan berjumlah Rp 5,9 triliun, atau meningkat 9,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” kata John.
BACA: Garuda dan Siloam Tebar Promo Tes PCR dan Antigen Rp 1, Ini Cara Mendapatkannya