Pengamat Sebut Pelemahan Rupiah Murni Dipengaruhi Faktor Global

Senin, 6 Desember 2021 17:00 WIB

Pegawai memindahkan uang rupiah di cash center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019. Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada Selasa (25/6). Nilai tukar Rupiah senilai Rp 14.138 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat jika dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada pada level Rp 14.165 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp 14.442 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin, 6 Desember 2021. Kurs rupiah melemah 22 poin dari harga penutupan sebelumnya yang di level Rp 14.419.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan salah satu penyebabnya melemahnya nilai tukar berasal dari sentimen eksternal. "Misalnya ketidakpastian seputar varian omicron Covid-19 dan ekspektasi data inflasi AS yang lebih panas meningkatkan tekanan pada suku bunga," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Desember 2021.

Ibrahim mengatakan omicron telah menemukan jalannya ke sekitar sepertiga negara bagian AS. Meskipun penelitian varian terus berlanjut, sebuah artikel oleh Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan mengatakan mayoritas pasien Covid-19 dirawat karena alasan lain dan bergantung pada oksigen.

Di sisi lain, kata Ibrahim, pasar treasury juga bergejolak dalam beberapa sesi terakhir. Ia melihat kurva imbal hasil AS mendatar tajam di atas ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan bergerak terlalu cepat untuk mengekang inflasi dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

"Pasar suku bunga berjangka telah memperkirakan kenaikan suku bunga AS sekitar pertengahan 2022, tetapi hanya mencapai setinggi sekitar 1,5 persen pada akhir 2026 dan investor tetap waspada terhadap perubahan itu dengan cepat," ujarnya.

Advertising
Advertising

Namun, angka inflasi tahun-ke-tahun di atas 7 persen, terhadap ekspektasi ekonom sebesar 6,7 persen, dapat mengubah banyak hal.

<!--more-->

Dari dalam negeri, Ibrahim melihat walaupun data internal cukup stabil, namun pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus memantau ketat pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pelemahan ini murni dipengaruhi oleh faktor global, khususnya penyebaran varian baru covid-19 omicron dan kebijakan bank sentral AS (The Fed).

"Selain itu arah kebijakan bank sentral AS federal reserve (The Fed) yang cenderung hawkish, artinya ada kemungkinan tapering dipercepat dari rencana sebelumnya. Sebagai bentuk respons perekonomian dalam negeri AS," ujar Ibrahim.

Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah masih terjaga dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. BI terus berada di pasar dan menjamin ketersediaan valuta asing untuk mencukupi kebutuhan investor. Sehingga, nilai tukar rupiah akan dijaga sesuai level fundamental.

Selain itu, Bank Indonesia terus berupaya untuk menstabilkan mata uang rupiah yang dalam bulan-bulan terakhir ini masih cukup stabil tidak jauh dari Rp 14.500 per dolar AS, mengendalikan inflasi dan melakukan koordinasi dengan Pemerintah termasuk OJK dan LPS untuk menentukan bauran kebijakan demi menjaga kedaulatan ekonomi.

Salah satu bauran kebijakan yang sudah di jalankan adalah penurunan suku bunga dan menjaga inflasi agar tetap rendah dan terkendali.

CAESAR AKBAR

BACA: Dibayangi Ketidakpastian Penyebaran Varian Omicron, Rupiah Diprediksi Melemah

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya