Erupsi Gunung Semeru, Jembatan di Lumajang yang Dibangun pada 1997 Runtuh
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 5 Desember 2021 16:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Jembatan Besuk Kobokan di Jalan Nasional Turen, Lumajang, runtuh pasca-erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Jembatan tersebut dibangun pada 1997 dan memiliki panjang 129 meter serta lebar 9,6 meter.
Kementerian melalui pernyataan resminya menyatakan tim tanggap darurat baru bisa mendekat ke beberapa titik lokasi Jembatan Besuk Koboan karena tebalnya lumpur dan masih berada di zona berbahaya. Akibat jembatan roboh, jalan yang menghubungkan Lumajang-Turen-Malang terputus.
“Kementerian bergerak cepat membantu mempercepat penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Upaya tanggap darurat dilakukan dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Provinsi Jawa Timur,” berikut pernyataan Kementerian PUPR, Ahad, 5 Desember 2021.
Kementerian PUPR mencari jalur alternatif untuk membuka kembali akses umum guna memastikan penyaluran bantuan tak tersendat. Melalui balai-balai di Jawa Timur, Kementerian mengklaim telah berkoordinasi dengan berkoordinasi Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk melakukan verifikasi data dan penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.
Saat ini, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah menurunkan sejumlah bantuan dan alat berat. Kementerian mendatangkan sepuluh unit hidran umum (HU) berkapasitas 2.000 liter.
Kementerian juga menyiapkan empat unit Mobil Tangki Air (MTA) berkapasitas 4.000 liter, enam unit tenda hunian darurat, satu mobil toilet, dan sepuluh personel tanggap darurat. Dukungan peralatan sudah berada di lokasi dan akan segera diinstall di titik-titik pengungsian sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Lumajang.<!--more-->
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Kementerian PUPR pun bakal mengerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak. Misalnya dengan tambahan satu unit eksavator, dua unit loader, tiga dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa set lighting lampu, unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.
Sementara itu Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali melakukan pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten. BBPJN mengerahkan 3 unit loader, 1 unit grader, 4 unit excavator, 1 unit dozer, 4 unit dump truck, dan 1 unit water tank dengan kapasitas 5.000 liter.
Adapun erupsi Gunung Semeru sebelumnya terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. Gunung mengeluarkan abu vulkanik yang mengarah ke wilayah Besuk Koboan. Tercatat wilayah terdampak paling parah berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang.
Data di lokasi menunjukkan erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang berada di Desa Supiturang dan Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Sumber Wuluh di Kecamatan Candipuro. Saat ini masih terus dilakukan pendataan ihwal kerusakan dan korban jiwa.
Baca Juga: Begini Dampak Ekonomi Akibat Putusnya Jalur Selatan Lumajang Usai Erupsi Semeru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.