Harga Minyak Naik setelah Akhir Pekan Lalu Merosot Terdampak Isu Varian Omicron

Reporter

Antara

Selasa, 30 November 2021 08:22 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Chen Aizhu

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah berada di sesi lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi, 30 November 2021.

Perubahan ini terjadi karena investor memandang kemerosotan pasar minyak dan keuangan pada Jumat, 26 November 2021, akibat tidak adanya lebih banyak data tentang varian baru virus corona Omicron.

Minyak mentah berjangka Brent menetap di 73,44 dolar AS per barel, naik 72 sen atau 1,0 persen, setelah anjlok 9,50 dolar AS pada akhir pekan lalu. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 1,80 dolar AS atau 2,6 persen menjadi ditutup di 69,95 dolar AS per barel. WTI terpuruk 10,24 dolar AS di sesi sebelumnya.

Brent sempat melonjak di atas 77 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS menyentuh tertinggi di atas 72 dolar AS per barel. Namun, kedua kontrak menyerahkan sebagian keuntungan mereka di akhir sesi.

Dalam perdagangan pasca-penyelesaian, Brent sebentar berubah menjadi berada di wilayah negatif dengan volume tipis.

Penurunan pada Jumat adalah penurunan satu hari terbesar sejak April 2020, mencerminkan kekhawatiran bahwa larangan perjalanan terkait virus corona akan menekan permintaan. Penurunan itu diperburuk oleh likuiditas yang lebih rendah karena libur AS.

"Kami percaya bahwa penurunan harga minyak telah berlebihan," kata Michael Tran, seorang analis di RBC Capital Markets, mencatat bahwa penurunan tajam harga menunjukkan tingkat permintaan yang jauh lebih lemah daripada yang terlihat saat ini.<!--more-->

Jika varian baru dari virus tersebut terbukti resisten terhadap vaksin atau lebih menular daripada varian lain, itu dapat berdampak pada perjalanan, perdagangan, dan permintaan minyak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan perlu waktu berminggu-minggu untuk memahami tingkat keparahan varian baru tersebut, meskipun seorang dokter Afrika Selatan yang telah merawat kasus mengatakan gejalanya sejauh ini tampak ringan.

Pejabat tinggi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menggemakan pandangan itu, dengan Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman al-Saud mengatakan dia tidak khawatir tentang Omicron, Asharq Business melaporkan, sementara rekannya dari Rusia mengatakan dia melihat tidak perlunya tindakan mendesak di pasar.

Omicron telah menciptakan tantangan baru bagi OPEC+, yang akan bertemu pada 2 Desember 2021 untuk membahas apakah akan melanjutkan peningkatan produksi minyak Januari yang dijadwalkan. OPEC+ telah menunda pertemuan teknis minggu ini untuk mendapatkan waktu guna menilai dampak Omicron.

Harga Brent telah merosot 10 dolar AS dalam dua minggu terakhir.

Presiden Joe Biden mendesak warga Amerika untuk tidak panik tentang varian Omicron Covid-19 yang baru dan mengatakan Amerika Serikat bekerja dengan perusahaan farmasi untuk membuat rencana darurat jika vaksin baru diperlukan.

Baca Juga: Amerika Akan Lepas Cadangan Minyak Strategisnya demi Turunkan Harga Minyak Dunia

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

11 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

11 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

12 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

12 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

18 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

19 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

19 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

19 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya