Menilik Potensi Bisnis di Balik Metaverse Mark Zuckerberg

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 10 November 2021 08:36 WIB

CEO Facebook Mark Zuckerberg sedang bermain anggar di "Metaverse" dengan pemain anggar medali emas Olimpiade selama konferensi realitas virtual dan augmented streaming yang disiarkan langsung untuk mengumumkan perubahan nama Facebook menjadi Meta pada 28 Oktober 2021. Facebook Inc resmi berubah nama menjadi Meta. Facebook/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 28 Oktober 2021, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, resmi mengubah nama perusahaannya menjadi “Meta”. Dilansir dari npr.org, perubahan nama tersebut berkaitan dengan visi Mark Zuckerberg untuk membangun metaverse, sebuah dunia virtual yang dibangun berdasarkan teknologi media sosial. Berbagai perdebatan mewarnai visi metaverse Zuckerberg tersebut.

Salah satu perdebatan yang kerap muncul berkaitan dengan motif ekonomi di balik pembuatan metaverse tersebut. Dilansir dari fortune.com, Zuckerberg belum mengungkapkan secara eksplisit mengenai motif ekonomi yang kemudian memotivasi perusahaannya untuk membangun metaverse. Ia hanya mengatakan bahwa metaverse nantinya akan mampu meraup miliaran pengguna. Di antara miliaran pengguna, beberapa merupakan investor, content creator, hingga e-commerce dengan aset miliaran dolar AS.

Lebih lanjut, sebagaimana dilansir dari octalysisgroup.com, metaverse diperkirakan akan menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Pemilik metaverse mampu memasang jutaan iklan berbiaya tinggi kepada para penghuni metaverse. Selain itu, banyak developer perangkat lunak dan game yang kemudian akan mengintegrasikan produk mereka ke dalam metaverse. Pemilik metaverse akan mampu meraup keuntungan dari berbagai kesempatan tersebut.

Selain berbagai kesempatan meraup untung, metaverse diperkirakan juga akan bersahabat dengan berbagai jenis aktivitas bisnis. Dilansir dari forbes.com, metaverse diperkirakan mampu meningkatkan keuntungan e-commerce yang mengadopsi teknologinya. Sebab, metaverse mampu membawa toko virtual langsung kepada para konsumennya. Hubungan dan transaksi antara penjual dan pembeli pun mampu berlangsung lebih intens dalam metaverse dibandingkan dengan e-commerce konvensional.

Metaverse diperkirakan juga akan mendatangkan keuntungan bagi para pebisnis konvensional yang melebarkan sayapnya ke dunia digital. Salah satunya, sebagaimana dilansir dari datafloq.com, adalah Gucci yang mulai melebarkan produk busananya ke dunia virtual. Menyadari potensi dari dunia virtual, Gucci mulai menjual pakaian virtual untuk para pemain The Sims dan Pokemon Go. Langkah-langkah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan terbukanya potensi ekonomi dari metaverse.

Advertising
Advertising

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Pengembang Game Pokemon Go Bikin Aplikasi Dunia Nyata Metaverse

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

6 jam lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

3 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

5 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

8 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

9 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

10 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

11 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

12 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

18 hari lalu

Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.

Baca Selengkapnya