Tangga menuju Terowongan Silaturahmi di area Gereja Katedral Jakarta, Jumat, 24 September 2021. Setelah hampir 20 bulan, pembangunan konstruksi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta selesai. Terowongan ini menyatukan dua bangunan ikonik di Jakarta sekaligus jamaah dari dua agama yang berbeda, Islam dan Katolik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta belum dimanfaatkan untuk jamaah meskipun pembangunan sudah rampung pada 20 September 2021 lalu.
"Bisa digunakan kalau Kemenag sudah oke. Tugas PUPR membangun. Terus kita serahkan ke Kementerian Agama," kata Diana kepada wartawan saat Press Tour Terowongan Silaturahmi, Jakarta Pusat, Senin sore, 25 Oktober 2021.
Diana mengatakan pembangunan Terowongan Silaturahmi ini dibangun tidak hanya menjadi penghubung dan penyambung dua rumah ibadah. Terowongan ini dibangun sebagai simbol kerukunan antar umat beragama pada umumnya dan secara khusus umat Islam dan Katolik.
Dia menjelaskan alasan menamakan terowongan tersebut Silaturahmi. Menurutnya, terowongan ini akan mempertemukan dua umat beragama yaitu muslim dan katolik. Diharapkan, terowongan ini dapat menimbulkan toleransi antar umat kedua agama.
Terowongan Silaturahmi ini tersambung dengan basement parkir lantai satu di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil. Kemudian, jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral yakni 32 meter guna memastikan keamanan struktur gereja.
“Sementara, jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter,” kata Diana <!--more--> Kemudian, Terowongan Silaturahmi ini menyediakan fasilitas untuk penyandang disabilitas yaitu dengan disediakannya lift. “Sementara tangga, untuk orang yang sehat,” kata Diana.
Diana berharap terowongan ini dapat memudahkan jemaah kedua rumah ibadah untuk menggunakan lahan parkir bersama-sama. “Kalau Jumat bisa digunakan jamaah Masjid Istiqlal, hari minggu bisa digunakan jemaat Gereja Katedral,” kata Diana.
Pembangunan terowongan dimulai pada 15 Desember 2020 lalu dan rampung sesuai target pada 20 September 2021 dengan anggaran Rp 37,3 miliar. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan kontrakor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virma Karya dan perencanaan PT Yodya Karya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.