John Riady Cerita Panjang Lebar soal Grup Lippo Suntik Dana Hingga ke 40 Startup

Rabu, 6 Oktober 2021 14:36 WIB

John Riady. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - John Riady membeberkan panjang lebar soal bagaimana Grup Lippo selama enam tahun terakhir menjadi investor bisnis rintisan atau startup melalui anak usahanya, Venturra Capital. Direktur Eksekutif Lippo Group tersebut menceritakan portofolio bisnis Venturra Capital telah sangat beragam, mulai dari berbagai startup hingga unicorn.

Ia menjelaskan, investasi pada perusahaan digital ataupun perusahaan rintisan lumrah dilakukan seiring tren teknologi yang berlangsung saat ini. Meski begitu, untuk membidik perusahaan teknologi digital bukanlah perkara mudah, karena mayoritas membidik kemungkinan keuntungan di masa depan.

Saat merintis jalan investasi digital dengan mendirikan Venturra Capital pada tahun 2015, John Riady menjelaskan ada modal awal senilai US$ 150 juta. Perusahaan tersebut merupakan bagian dari PT Multipolar Tbk.

Lewat kendaraan Venturra Capital ini, kata John, Lippo berinvestasi mulai dari seed funding, hingga masuk dalam permodalan perusahaan rintisan teknologi yang sudah mapan dan sebelum penawaran saham perdana (pra IPO).

Saat ini portofolio Venturra Capital sudah melingkupi 40 perusahaan rintisan. Investasi perusahaan itu telah melahirkan perusahaan teknologi yang sukses seperti Ruang Guru, Ovo, Sociola, Zilingo, ruangguru.com, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA, bahkan unicorn Grab.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, John menjelaskan bahwa prinsip dasar berinvestasi kepada perusahaan rintisan teknologi menitik beratkan kepada kualitas para pendirinya. “Mereka yang sukses kerap kali tidak memikirkan untung dan uang lebih dahulu, namun gigih untuk merancang solusi teknologi untuk berbagai permasalahan di tengah masyarakat,” ucapnya dalam keterbukaan, Rabu, 6 Oktober 2021.

<!--more-->

Para pendiri perusahaan rintisan itu pun, menurut John, tidak datang dengan model bisnis sekali jadi. Melainkan selalu berupaya menyajikan model bisnis yang fleksibel agar dapat memberikan layanan tepat guna. “Jadi mereka itu punya mimpi mengubah hidup lebih baik, bahkan mungkin mengubah dunia, urusan untung dan uang justru belakangan."

Oleh sebab itu, Venturra Capital ingin terlibat lebih dalam untuk membantu dan mendampingi perusahaan rintisan teknologi. “Dan itu pun berbuah dengan perkembangan terkini berbagai perusahaan rintisan yang menjadi portofolio, mereka memegang peranan penting di tengah pandemi saat ini,” tuturnya.

John kemudian mengungkapkan setidaknya ada empat strategi Venturra Capital. Pertama, sebagai early stage, yaitu menjadi investor sekaligus pendamping perusahaan rintisan teknologi sejak dini, seperti yang dilakukan terhadap Grab.

Artinya, Venturra Capital ikut merancang strategi pengembangan perusahaan rintisan tersebut. “Dulu kami masuk memberikan US$ 50.000, sekarang valuasinya berlipat-lipat,” kata John.

Kedua yaitu late stage, di mana investasi dilakukan terhadap perusahaan yang telah mapan serta pra IPO. John mencontohkan investasi Lippo pada tahap ini dengan menyuntikkan dana ke Noice, sebuah platform audio digital yang memiliki konten podcast hingga radio.

“Dengan mencapai fase ini, bermakna bahwa perusahaan rintisan teknologi ini telah mampu bersaing dan bertahan dari habitatnya yang mungkin terdapat ratusan perusahaan sejenis,” kata John.

<!--more-->

Strategi ketiga, menitikberatkan pada kerja sama atau kemitraan strategis dengan investor luar. “Ini yang kami kembangkan dengan keberadaan OVO, yang pada awalnya memang kami bangun untuk pembayaran digital, saat itu Grab mau ikut bekerja sama,” ucapnya.

Keempat, Lippo mengawinkan kepentingan portofolio digital ataupun kemitraan digital dengan lini bisnis konvensional yang telah dimiliki. “Strategi ini memperkuat ekosistem digital, biar bagaimanapun tetap butuh jaringan bisnis secara fisik,” kata John.

Lippo tercatat telah banyak berinvestasi di perusahaan digital, dan yang teranyar adalah Gojek dan Tokopedia (GoTo). Investasi yang dilakukan Venturra Capital tidak saja terhadap perusahaan di dalam negeri, kiprah investasi digital Lippo juga merambah ke mancanegara.

Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara itu kini memiliki nilai perusahaan sebesar US$ 1,25 miliar, dan tengah bersiap menjadi perusahaan publik. Prenetics saat ini bersiap melakukan merger dengan Artisan Acquisition Corp yang terdaftar di AS dan melanjutkan langkah IPO.

Perusahaan gabungan dengan nilai valuasi mencapai US$ 1,7 miliar itu digadang-gadang bisa berdagang di Nasdaq di bawah simbol PRE. Aksi korporasi itu juga yang memperlihatkan cara pandang investasi digital ala Lippo yang dikelola John Riady.

BISNIS

Baca: OVO Tanggapi Rencana Grab Beli Sahamnya dari Tokopedia dan Grup Lippo

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

6 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

6 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

10 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

11 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

28 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

34 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

35 hari lalu

Viral Sopir Taksi Online Coba Lakukan Penculikan dan Peras Penumpang Wanita, Ini Tips Aman Gunakan Taksi Online

Video viral beredar soal percobaan penculikan terhadap wanita oleh sopir taksi online. Berikut tips aman naik taksi online.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Sopir Taksi Online Grab yang Diduga Berusaha Menculik dan Peras Penumpang Rp100 Juta

35 hari lalu

Polisi Tangkap Sopir Taksi Online Grab yang Diduga Berusaha Menculik dan Peras Penumpang Rp100 Juta

Dari laporan korban dugaan pemerasan oleh sopir taksi online itu, polisi bekerja sama dengan Grab untuk menangkap tersangka MI, 30 tahun.

Baca Selengkapnya

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

36 hari lalu

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

36 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya