Mengapa Unicorn di RI hanya 8, Sementara di Cina dan AS Lebih dari 100?

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 21 September 2021 13:51 WIB

Ilustrasi Start-up. Pixabay/Firmbee

TEMPO.CO, Jakarta - CEO MDI Ventures Donald Wihardja menilai keterlambatan pemangku kepentingan di Tanah Air dalam menyadari potensi industri perusahaan rintisan atau startup menjadi satu penyebab jumlah unicorn Indonesia dengan Cina, bagai bumi dan langit.

Donald mengatakan pengalaman investor lokal dalam berinvestasi di perusahaan rintisan Indonesia baru hadir pada 5 tahun terakhir. Hal ini menjadi salah satu penyebab Indonesia tertinggal dengan Cina dan Amerika Serikat.

Dari sisi jumlah unicorn, Indonesia hanya memiliki 8 unicorn, sedangkan Cina dan Amerika Serikat masing-masing memiliki lebih dari 100 unicorn.

“Dahulu hanya ada segelintir investor (Venture Capital/VC), dengan modal kecil, yang terfokus di sana, sedangkan Private Equity (PE), family office, dan corporate tidak ‘mengerti’ sektor ini,” kata Donald kepada Bisnis, Selasa, 21 September 2021.

Donald menambahkan VC generasi pertama hanya dapat mengumpulkan sedikit uang, di bawah US$30 juta per VC, dan terutama dari individu yang juga belum berani main banyak di sini. Akibatnya, kata Donald, VC hanya berani investasi kecil dan banyak membuka peluang bagi VC regional untuk bergabung, agar uang yang dihimpun cukup.

Saat ini VC mulai mengumpulkan dana dari institusi pendanaan global, dengan pendanaan generasi 2020 ke atas yang berukuran lebih dari US$ 100 juta.
<!--more-->
Donald mengatakan dengan kondisi tersebut, VC mulai berpartisipasi pada pendanaan tahap lanjut perusahaan rintisan, dengan valuasi US$ 100 juta ke atas atau perusahaan-perusahaan yang siap melangkah menjadi unicorn.

“Yang juga perlu diketahui adalah, walaupun VC lokal dan mempunyai independensi lokal yang kuat, uang yang mereka salurkan banyak dari investor Internasional, dari USA, Eropa, dan Asia, karena yang kenal asset class ini lebih investor internasional,” kata Donald.

Dia membeberkan sebenarnya dana lokal yang banyak adalah yang terdapat di korporasi atau konglomerat di Indonesia. Dengan kerja sama yang terjalin antara VC dan korporasi muncul kesempatan untuk menumbuhkan alokasi dana yang bisa mendukung perusahaan rintisan.

MDI Ventures, ujar Donald, adalah suatu korporasi Venture Capital, di mana dana yang disalurkan ke unicorn adalah milik Telkom Indonesia. “Setelah kami membuktikan kami bisa mengelola US$ 100 juta pertama kami di 2016-2020, Telkom bisa langsung memperbesar alokasi dananya 5 kali lipat [US$500 juta]” kata Donald.

Baca juga: OJK dan BEI Siapkan Aturan untuk Perusahaan Unicorn dan Decacorn

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

13 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

18 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

19 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

19 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

21 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

22 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya