Dolar AS Melemah, Rupiah Diprediksi Lanjutkan Penguatan Hari Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 16 September 2021 11:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS, pada perdagangan Kamis, 16 September 2021.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat tipis pada Kamis di rentang Rp 14.230-Rp 14.270 per dolar AS.
"Katalis yang mengangkat rupiah adalah kenaikan inflasi AS yang tidak sesuai harapan sehingga menambah ketidakpastian The Fed untuk melakukan pengurangan aset, yang menekan indeks dolar AS," kata Ibrahim, Rabu, 15 September 2021.
Mengutip data Bloomberg, rupiah pada Rabu ditutup naik tipis 5 poin atau 0,04 persen ke Rp 14.242 di hadapan dolar AS. Sementara indeks dolar AS mengalami pelemahan 0,149 poin atau 0,16 persen ke 92,531.
Data AS yang dirilis pada hari Selasa, 14 September 2021 menunjukkan bahwa indeks harga konsumen inti (CPI) tumbuh 4 persen year-on-year (yoy) dan 0,1 persen dari bulan sebelumnya pada Agustus 2021.
“Kenaikan bulanan ini merupakan kenaikan terkecil dalam enam bulan, menunjukkan bahwa inflasi bisa mencapai puncaknya. Namun, itu bisa tetap tinggi untuk sementara waktu di tengah kendala pasokan yang terus-menerus. Data juga menunjukkan bahwa CPI masing-masing tumbuh 5,3 persen tahun ke tahun dan 0,3 persen bulan ke bulan,” kata Ibrahim.<!--more-->
Dengan data yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan keraguan pada garis waktu Federal Reserve AS untuk memulai pengurangan aset, investor sekarang menunggu keputusan kebijakan bank sentral, yang akan terbit pekan depan.
Sementara di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 kembali mengalami surplus, yang terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibanding impor. BPS mencatat neraca dagang dalam negeri mengalami surplus US$ 4,74 miliar secara bulanan pada Agustus 2021.
Realisasi itu lebih tinggi dari surplus US$ 2,59 miliar pada Juli 2021 dan surplus US$ 2,33 miliar pada Agustus 2021. Secara total, akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai US$ 19,17 miliar pada Januari-Agustus 2021.
Surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$ 21,42 miliar pada Agustus 2021 atau naik 20,95 persen dari US$ 17,71 miliar pada Juli 2021.
Sementara secara tahunan, nilainya melesat 64,1 persen dari US$ 13,06 miliar pada bulan Agustus 2020. Sedangkan nilai impor mencapai US$ 16,68 miliar. Nilainya naik 10,35 persen dari US$ 15,11 miliar pada bulan sebelumnya.
Secara tahunan, nilai impor Indonesia meroket 55,26 persen dari US$ 10,74 miliar pada Agustus 2020. Selain itu, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 sebesar US$ 415,7 miliar atau setara dengan Rp5.902 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) tumbuh 1,7 persen dari tahun sebelumnya (yoy), dan tumbuh 2 persen dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Transaksi Pakai Yuan dan Rupiah, UOB Ungkap Dampaknya ke Volatilitas dan Inflasi