BPK Ungkap Lagi Dana Rp 2,94 Triliun Covid-19 yang Bermasalah, Apa Saja?

Selasa, 14 September 2021 13:18 WIB

Gedung Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna menyampaikan kembali hasil audit terhadap anggaran penanganan Covid-19. Dalam audit tersebut, BPK mencatat ada 2.170 temuan.

"Memuat 2.843 permasalahan sebesar Rp 2,94 triliun," kata Agung dalam Workshop Anti Korupsi virtual pada Selasa, 14 September 2021.

Hasil temuan ini sebenarnya sudah dijelaskan panjang lebar oleh BPK dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2020. Laporan tersebut sudah diserahkan BPK kepada Presiden Jokowi pada 25 Juni 2021.

Agung menjelaskan bahwa pada 2020, alokasi anggaran penanganan Covid-19 mencapai Rp 933,33 triliun. Realisasinya mencapai Rp 597,06 triliun atau sebesar 64 persen.

Anggaran ini tidak hanya yang ada di pemerintah pusat. Tapi seluruhnya instansi, seperti pemerintah daerah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), BUMN, BUMD, dan dana hibah.

Advertising
Advertising

Lalu, BPK menggelar audit komprehensif terhadap 241 objek pemeriksaan. Di dalamnya mencakup 27 kementerian lembaga, 204 pemerintah daerah, dan 10 BUMN dan badan lainnya.

Barulah dari situ ketahuan ada 2.843 masalah senilai Rp 2,94 triliun ini. Ribuan masalah ini pun terdiri dari tiga kelompok besar.

Kelompok pertama yaitu 1.241 masalah sebesar Rp 209,8 miliar. Rinciannya yaitu 1 masalah ketidakefisienan, 72 ketidakhematan (Rp 122,74 miliar), dan 1.168 ketidakefektifan (Rp 87,05 miliar).<!--more-->

Kelompok kedua yaitu 715 masalah sebesar Rp 2,73 triliun. Rinciannya yaitu 378 penyimpangan administrasi, 251 kerugian (Rp 453,77 miliar), 12 potensi kerugian (Rp 2,69 miliar), dan 74 kekurangan penerimaan (Rp 2,28 triliun).

Kelompok ketiga yaitu 887 masalah terkait kelemahan sistem pengendalian internal. Untuk kelompok ketiga ini, tidak ada anggaran yang bermasalah, yang dicantumkan BPK.

Sehingga, BPK menyimpulkan bahwa efektivitas hingga kepatuhan pengelolaan keuangan negara dalam kondisi Covid-19 ini tidak sepenuhnya tercapai. Penyebabnya ada tiga, pertama alokasi anggaran Covid-19 dalam APBN belum teridentifikasi dan terkodifikasi secara menyeluruh.

Kedua, pertanggungjawaban dan pelaporan program, termasuk pengadaan
barang dan jasa, belum sepenuhnya sesuai aturan. Ketiga, pelaksanaan program dan kegiatan manajemen bencana penanganan Covid-19 tidak sepenuhnya efektif.

Dengan adanya temuan dan kesimpulan tersebut, BPK pun telah memberi sejumlah rekomendasi kepada pemerintah. Di antaranya yaitu menetapkan grand design rencana kerja Satgas Covid-19 yang lebih jelas dan terukur, serta menyusun identifikasi kebutuhan barang dan jasa dalam penanganan Covid-19.

Berikutnya, memprioritaskan penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19, mengatur prosedur pemberian insentif, mengatur pemenuhan dan pelaporan distribusi alat kesehatan, hingga pengujian kewajaran harga dari rekanan.

Selanjutnya, memvalidasi data penerima bantuan by name by address dan menyederhanakan proses penyaluran bantuan ke penerima. Lalu rekomendasi terakhir yaitu memproses indikasi kerugian negara dan daerah.

Baca Juga: Dadang Suwarna Ajukan Keberatan atas Terpilihnya Nyoman Adhi sebagai Anggota BPK

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

7 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya