Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia tak hanya mengandalkan kebijakan suku bunga acuan dalam menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan pengurangan likuiditas alias tapering Bank Sentral AS, The Fed pada tahun ini.
"Kami juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menghadapi tapering Fed dan global spillover," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan ke-15 secara daring di Jakarta, Kamis 2 September 2021.
Ia menilai, efisiensi nilai tukar rupiah dan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tidak bisa dilihat hanya dengan teori saja di tengah keadaan yang sangat kompleks dan ketidakpastian pasar saat ini.
Maka dari itu, BI perlu mengintervensi pasar domestik melalui spot, Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder.
"Semua ini telah kami pelajari dari krisis-krisis yang lalu," ungkap Perry.
Dengan seluruh kebijakan moneter tersebut, Perry optimistis stabilisasi ekonomi akan lebih baik, sehingga menuju ekonomi berdaya tahan dalam menghadapi tapering Fed nantinya.
Selain itu, kebijakan makroprudensial BI juga direlaksasi dalam menghadapi situasi saat ini karena kebijakan moneter tak bisa berdiri sendirian, melalui pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) dan lainnya.
"BI juga terus menguatkan koordinasi dengan pemerintah agar ekonomi berdaya tahan, tidak hanya untuk stabilisasi namun juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
2 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.