Terkini Bisnis: PPKM di Sulawesi Dinilai Tak Efektif, Jokowi Soal Ekspor Beras
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 14 Agustus 2021 18:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu siang, 14 Agustus 2021, dimulai dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan PPKM di Sulawesi belum efektif turunkan mobilitas masyarakat hingga Presiden Jokowi mempersilakan ekspor beras bila kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi.
Adapula berita tentang Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan sektor pariwisata akan segera pulih dan SKK Migas melaporkan temuan cadangan gas di Sulawesi Tengah.
Berikut empat berita terkini bisnis sepanjang Sabtu siang.
1. Airlangga Minta PPKM di Sulawesi Diperketat, Mobilitas Masih Tinggi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di wilayah Sulawesi belum efektif dalam menurunkan mobilitas masyarakat.
"Rata-rata mobilitas di luar area pemukiman pada periode PPKM 3 sampai 9 Agustus justru mengalami peningkatan dari periode sebelumnya,” kata Airlangga di Jakarta, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Oleh sebab itu, Airlangga menegaskan PPKM di wilayah tersebut harus diperketat agar tidak terjadi tren penambahan kasus harian maupun melalui berbagai upaya lain untuk menurunkan mobilitas masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan jumlah testing dengan memprioritaskan suspek dan kontak erat dari kasus-kasus terkonfirmasi yang ditargetkan minimal 10 kontak erat per kasus konfirmasi.
Airlangga pun meminta seluruh Kepala Daerah di Sulawesi untuk terus meningkatkan testing dan tracing hingga mencapai target yang ditentukan di InMendagri sehingga langkah selanjutnya dapat diambil untuk menekan laju penyebaran virus.
Meski demikian, tambahan kasus aktif yang terkonfirmasi secara mingguan di Pulau Sulawesi mulai menurun yaitu masing-masing Provinsi Sulawesi Tenggara berkurang 146 kasus, Sulawesi Selatan berkurang 692 kasus dan Gorontalo nol kasus.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Soal Pemulihan Pariwisata, Sandiaga: Gercep, Geber, Gaspol
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sektor pariwisata akan segera pulih dari pandemi Covid-19 dengan mengoptimalkan kreativitas dan digitalisasi.
Selain itu, inovasi, adaptasi dan kolaborasi, sektor pariwisata diyakini akan menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia saat pandemi Covid-19.
"Langkah inovatif yang akan diterapkan dalam sektor pariwisata yakni penggunaan data skala besar untuk memetakan potensi pariwisata. Data juga akan memperkuat subsektor pariwisata," kata Sandiaga Uno dalam acara "The 6th International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM) 2021" yang diselenggarakan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) secara virtual, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Sektor pariwisata juga didorong beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) yang harus dipenuhi pengusaha sektor pariwisata. Mereka yang telah memenuhi standar CHSE akan diberikan sertifikat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Terakhir, yang diperlukan untuk memulihkan sektor pariwisata yakni kolaborasi antara semua pihak, baik pemerintah, akademisi, pengusaha pariwisata, serta media. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menerapkan prinsip 3 G dalam memulihkan sektor pariwisata.
"Gercep, gerak cepat, geber, gerak bersama, dan gaspol, garap semua potensi lapangan kerja," ujar Sandiaga.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. SKK Migas Laporkan Temuan Cadangan Gas di Sulawesi Tengah
SKK Migas melaporkan temuan cadangan hidrokarbon berupa gas dari pengeboran sumur eksplorasi, yang dilakukan PT Pertamina (Persero) di Blok West Penyu-001, Desa Samalore, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
"KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pertamina) akan melakukan evaluasi data hasil lapangan untuk memastikan besaran cadangan di kawasan tersebut," kata Kepala Divisi Pengeboran SKK Migas Surya Widyantoro dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu, 14 Agustus 2021.Surya mengatakan temuan itu telah meningkatkan rasio keberhasilan pengeboran sumur eksplorasi konvensional di Indonesia pada tahun ini menjadi sebesar 75 persen.
SKK Migas mengusulkan evaluasi temuan tersebut merujuk data seismik tiga dimensi Pesut Mas yang diakuisisi pada 2019 lalu, kemudian diusulkan pula untuk mengonfirmasikan keberadaan hidrokarbon pada batu gamping formasi Minahaki berumur Miosen Tengah.
Saat ini, sumur West Penyu-001 sedang mempersiapkan proses penutupan sumur dan diperkirakan rig pengeboran akan meninggalkan lokasi pada 17 Agustus 2021.
Selanjutnya, sumur tersebut akan dilakukan evaluasi perhitungan sumber daya berdasarkan hasil pengeboran yang dilakukan oleh Pertamina.
Baca berita selengkapnya di sini
<!--more-->
4. Jokowi: Kalau Beras Kita Berlebih dan Mampu, Ya Ekspor Saja
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mempersilakan pelaksanaan ekspor beras bila kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi.
"Kalau memang dihitung betul beras kita berlebih dan mampu kita ekspor ya ekspor saja," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara "Pelepasan Ekspor Merdeka Pertanian" yang dilakukan melalui "video conference" yang tersambung dengan 17 pintu pelabuhan "Merdeka Ekspor".
"Tadi juga disampaikan oleh Pak Menteri Pertanian sudah dimulai ekspor beras ke Saudi. Sekali lagi dikalkulasi dihitung bahwa benar-benar stok yang ada itu benar-benar cukup untuk kebutuhan dalam negeri dulu, artinya kebutuhan dalam negeri didahulukan kalau ada sisa silakan diekspor," ungkap Presiden.
Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan salah satu produk ekspor yang dilepas adalah beras ke Arab Saudi. Masih ada juga ekspor daging ayam potong ke Jepang, Timor Leste, Qatar serta Uni Emirat Arab.
"Pasar dalam negeri dan luar negeri harus terus kita perkuat. Di dalam negeri harus kita ajak masyarakat untuk mencintai dan membeli hasil-hasil pertanian kita sendiri dan mengkonsumsi pangan yang sehat, produksi bangsa kita sendiri," tambah Presiden.
Sedangkan untuk pasar luar negeri juga digarap intensif dan terintegrasi, terpadu dan mulai masuk ke pasar-pasar negara non-tradisional."Ini kesempatan kita, momentum yang sangat baik saat pandemi ini sehingga potensi pasar makin meluas," ungkapnya.
Baca berita selengkapnya di sini.