Rupiah Jeblok di 14.342 per USD Ketika Pertumbuhan Ekonomi Meroket, Ini Sebabnya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 5 Agustus 2021 18:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah ditutup jeblok pada sore hari ini, Kamis, 5 Agustus 2021. Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan sentimen negatif data eksternal dan tak terimbas sentimen positif dari pengumuman pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,21 persen atau 30 poin menjadi Rp 14.342 per dolar AS. Hal ini diiikuti dengan melemahnya indeks dolar AS sebesar 0,02 persen ke level 92,2480 pada pukul 15.33 WIB, setelah sebelumnya sempat menguat.
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, jebloknya rupiah pada hari ini lebih disebabkan oleh data eksternal yang kuat menahan laju penguatan mata uang Garuda pada hari ini. “Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda," tuturnya seperti dikutip dari rilis di hari yang sama.
Apalagi, menurut dia, data eksternal yang begitu kuat menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya.
Lebih jauh Ibrahim memaparkan bahwa penyebab utama pelemahan rupiah adalah komentar Wakil Ketua The Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. The Fed mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga AS dapat terpenuhi pada akhir 2022.
<!--more-->
Tak hanya itu, Clarida dan tiga anggota The Fed lainnya juga mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, sentimen menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England juga ikut mempengaruhi rupiah. Pasalnya, bank sentral dapat bergerak selangkah lebih dekat ke pengetatan kebijakan moneter sambil meningkatkan perkiraan pertumbuhan dan inflasi.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini mencapai 7,07 persen yoy bila dibandingkan periode serupa tahun lalu. Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya ujar Ibrahim, di mana Indonesia beberapa waktu belakangan selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif).
Bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi naik 3,31 persen. Oleh karena itu, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah besok akan ditutup kembali melemah. "Di rentang Rp 14.290 - Rp 14.330 per dolar AS."
BISNIS
Baca: Eks Koruptor jadi Komisaris Anak Perusahaan, Pupuk Indonesia: Sudah Ikuti Aturan