Rupiah Jeblok di 14.342 per USD Ketika Pertumbuhan Ekonomi Meroket, Ini Sebabnya

Kamis, 5 Agustus 2021 18:43 WIB

Warga menjual mata uang dolar di money changer kawasan Kwitang. Nilai tukar dolar Amerika Serikat, mencapai level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah ditutup jeblok pada sore hari ini, Kamis, 5 Agustus 2021. Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan sentimen negatif data eksternal dan tak terimbas sentimen positif dari pengumuman pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,21 persen atau 30 poin menjadi Rp 14.342 per dolar AS. Hal ini diiikuti dengan melemahnya indeks dolar AS sebesar 0,02 persen ke level 92,2480 pada pukul 15.33 WIB, setelah sebelumnya sempat menguat.

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, jebloknya rupiah pada hari ini lebih disebabkan oleh data eksternal yang kuat menahan laju penguatan mata uang Garuda pada hari ini. “Membaiknya data ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 tidak serta merta bisa menopang terhadap penguatan mata uang garuda," tuturnya seperti dikutip dari rilis di hari yang sama.

Apalagi, menurut dia, data eksternal yang begitu kuat menahan laju penguatan mata uang rupiah sebelumnya.

Lebih jauh Ibrahim memaparkan bahwa penyebab utama pelemahan rupiah adalah komentar Wakil Ketua The Fed Richard Clarida dan juga membaiknya data ekonomi Amerika Serikat. The Fed mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga AS dapat terpenuhi pada akhir 2022.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Tak hanya itu, Clarida dan tiga anggota The Fed lainnya juga mengisyaratkan langkah untuk mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini atau awal tahun depan tergantung pada bagaimana nasib pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan ke depan.

Selain itu, sentimen menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England juga ikut mempengaruhi rupiah. Pasalnya, bank sentral dapat bergerak selangkah lebih dekat ke pengetatan kebijakan moneter sambil meningkatkan perkiraan pertumbuhan dan inflasi.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini mencapai 7,07 persen yoy bila dibandingkan periode serupa tahun lalu. Ini adalah pertumbuhan positif pertama setelah empat kuartal sebelumnya ujar Ibrahim, di mana Indonesia beberapa waktu belakangan selalu mencatat kontraksi (pertumbuhan negatif).

Bila dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi naik 3,31 persen. Oleh karena itu, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah besok akan ditutup kembali melemah. "Di rentang Rp 14.290 - Rp 14.330 per dolar AS."

BISNIS

Baca: Eks Koruptor jadi Komisaris Anak Perusahaan, Pupuk Indonesia: Sudah Ikuti Aturan

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

2 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

10 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

11 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

16 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

19 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

23 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

1 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya