Semester II, Potensi Penghimpunan Dana di Pasar Modal Bisa Lebih dari Rp 34,4 T
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 4 Agustus 2021 21:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan potensi penggalangan dana di pasar modal pada semester II 2021 masih relatif menjanjikan.
Hal ini, kata Nyoman, terlihat dari aktifitas Efek yang akan dicatatkan di Bursa, khususnya saham, obligasi dan sukuk.
"Dengan masih adanya waktu sekitar lima bulan lagi sampai dengan akhir tahun 2021, maka potensi penghimpunan dana diperkirakan akan melebihi Rp 34,4 triliun," kata Nyoman kepada awak media, Rabu, 4 Agustus 2021.
Nyoman mengatakan jumlah penggalangan dana berdasarkan perhitungan pipeline sampai 30 Juli 2021 untuk saham, obligasi dan sukuk diperkirakan sebesar Rp 34,4 triliun.
Saat ini, tutur dia, di pipeline saham sudah ada 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di bursa dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp 5,5 triliun. Sedangkan dari pipeline obligasi dan sukuk, ada 23 perusahaan dengan perkiraan dana yang akan dihimpun mencapai Rp 28,9 triliun.
Nyoman mengatakan porsi penggalangan dana saham, obligasi dan sukuk di Bursa masih lebih besar daripada IPO dan masih didominasi oleh pencatatan obligasi dan sukuk.
<!--more-->
Sampai dengan 30 Juli 2021, obligasi dan sukuk yang diterbitkan korporasi dan tercatat di Bursa berjumlah 51 emisi dengan total emisi sebesar Rp 54 triliun, dan diterbitkan oleh 37 perusahaan. Sedangkan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa ada 27 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 7,7 triliun.
"Sehingga total dana yang sudah terhimpun oleh perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk sebesar Rp 61,7 triliun," ujar Nyoman.
Selain IPO, penggalangan dana lainnya dapat dilakukan melalui right issue oleh Perusahaan Tercatat. Sampai dengan 30 Juli 2021, sudah ada 16 Perusahaan Tercatat yang melakukan right issue dengan dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp 35,7 triliun.
Di samping IPO dan right issue yang diterbitkan oleh korporasi, terdapat pula pencatatan Surat Berharga Negara (SBN) di Bursa. Sampai dengan 30 Juli 2021, sudah ada 32 seri baru SBN yang dicatatkan di Bursa.
SBN tersebut terdiri dari pencatatan Surat Utang Negara (SUN) dan Sukuk Berharga Syariah Negara (SBSN). Jumlah SBN yang sudah dicatatkan di pasar modal mencapai Rp 125 triliun. Beberapa diantara SBN tersebut, khususnya berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) telah jatuh tempo.
Baca: Martina Berto Jual Aset Rp 180 M untuk Bayar Utang, Begini Kondisi Keuangannya