Indonesia Turun Kelas, Ini Klasifikasi Ekonomi Negara menurut Bank Dunia

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 9 Juli 2021 13:20 WIB

Bank Dunia. worldbank.org

TEMPO.CO, Jakarta - Pendapatan nasional bruto atau GNI per kapita Indonesia mengalami penurunan dari 4.050 dolar AS pada 2019 menjadi 3.870 dolar AS pada 2020. Penurunan tersebut menyebabkan kelas perekonomian Indonesia di tingkat dunia anjlok dari upper middle income country atau negara berpendapatan menengah atas jadi lower middle income country atau negara berpendapatan menengah bawah.

Bank Dunia mengklasifikasikan ekonomi dunia ke dalam empat kelompok pendapatan, yaitu tinggi, menengah atas, menengah bawah, dan rendah. Klasifikasi yang diperbarui tiap tahun per 1 Juli tersebut dikategorikan berdasarkan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita dalam dolar AS dan dihitung menggunakan metode Atlas Bank Dunia.

Merujuk dari blogs.worldbank.org, klasifikasi ekonomi negara ditentukan oleh dua faktor, yaitu GNI per kapita suatu negara, yang dapat berubah dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan populasi. Serta faktor ambang klasifikasi, yang disesuaikan dengan inflasi setiap tahun menggunakan deflator SDR.

Dilansir dari datatopics.worldbank.org, pengelompokan ekonomi dunia pertama kali diperkenalkan pada 1978. Pengelompokan pendapatan rendah dan pendapatan menengah ini menggunakan ambang batas antar kelompok sebesar 250 dolar AS per kapita.

Kemudian pada 1983, kelompok berpenghasilan menengah dibagi menjadi kelompok menengah bawah (lower middle income country ) dan menengah atas (upper middle income country). Sementara pengelompokan negara berpenghasilan tinggi baru diperkenalkan pada 1989, dan sejak saat itu, ambang batas untuk membedakan kelompok pendapatan ekonomi negara-negara dunia telah disesuaikan dengan harga dari masa ke masa.

Advertising
Advertising

Merujuk pada laman datahelpdesk.worldbank.org, untuk tahun fiskal 2022 saat ini, ekonomi berpenghasilan rendah didefinisikan sebagai negara dengan GNI per kapita, dihitung menggunakan metode Atlas Bank Dunia, sebesar 1.045 dolar AS atau kurang pada tahun 2020.

Adapun kategori ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah adalah negara yang memiliki GNI per kapita antara 1.046 dolar AS dan 4.095 dolar AS. Indonesia yang sempat naik kelas tahun 2019 lalu, terpaksa turun kelas lagi karena GNI per kapitanya tidak mencapai 4 ribu dolar AS.

Sementara untuk kategori ekonomi berpenghasilan menengah ke atas adalah negara yang memiliki GNI per kapita antara 4.096 dolar AS dan 12.695 dolar AS. Dan ekonomi berpenghasilan tinggi merupakan negara yang memiliki GNI per kapita $12.696 atau lebih.

Ambang batas kriteria pendapatan ekonomi negara-negara dunia tersebut mengalami kenaikan besaran dibandingkan tahun 2019, yakni ekonomi berpenghasilan rendah didefinisikan sebagai negara dengan GNI per kapita, dihitung menggunakan metode Atlas Bank Dunia, sebesar 1.025 dolar AS atau kurang pada tahun 2018.

Ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah pada 2019 adalah negara yang memiliki GNI per kapita antara 1.026 dolar AS dan 3.995 dolar AS. Sementara untuk ekonomi berpenghasilan menengah ke atas adalah antara 3.996 dolar AS dan 12.375 dolar AS. Ekonomi berpenghasilan tinggi pada 2019 adalah mereka yang memiliki GNI per kapita 12.376 dolar AS atau lebih.

Banyak faktor yang menyebabkan pendapatan GNI per kapita Indonesia menurun dan menyebabkan Indonesia turun kelas dari negara berpendapatan menengah atas jadi negara berpendapatan menengah bawah. Di antaranya yaitu akibat pandemi Covid-19 yang memang mempengaruhi perekonomian Indonesia dan juga dunia. Selain Indonesia, negara yang mengalami perubahan ke kelas pendapatan menengah bawah yaitu Belize, Iran, Haiti, Samoa, dan Tajikistan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Kata Kemenkeu Soal Indonesia Turun Jadi Negara Penghasilan Menengah ke Bawah

Berita terkait

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

15 jam lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

1 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

2 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya